DPD RI Asosiasi dengan KKP Guna Ekonomi Nasional

MONITORDAY.COM - Guna bangkitan dan pemulihan ekonomi nasional, DPD RI bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya tingkatkan prioritas utama kelautan dan perikanan dari Kalimantan Utara hingga Papua.
"Pada 17-18 Maret 2021, KKP bekerja sama dengan DPD RI menggelar ‘Pelatihan Pembesaran Ikan Lele dengan Sistem Bioflok’ di Kalimantan Utara dan ‘Pelatihan Diversifikasi Produk Hasil Perikanan’ di Papua," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (20/3/2021).
Ia memaparkan, Pelatihan Pembesaran Ikan Lele dengan Sistem Bioflok yang difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung diikuti oleh 60 pembudidaya ikan di Kab. Nunukan dan Kab. Tana Tidung, Kalimantan Utara.
Sementara itu, tercatat sebanyak 60 orang di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Biak Numfor, Papua, mengikuti Pelatihan Diversifikasi Produk Hasil Perikanan yang difasilitasi oleh BPPP Ambon.
Sjarief menjelaskan, alaminya lele hidup di media air berupa kolam tanah yang mengandung pasir, lumut, tumbuhan, dan plankton yang menjadi ekosistem tempatnya mencari makan.
Namun, kapasitas lele yang bisa hidup di dalamnya terbatas tergantung dengan banyaknya makanan yang tersedia.
Ia mengemukakan seiring dengan perkembangan teknologi, kini lele sudah dapat dibudidayakan dengan media buatan yakni bioflok. Bioflok adalah kolam buatan dari bahan terpal yang dilengkapi dengan ekosistem buatan yang yang lebih efisien dan produktif.
“Apa yang kita lakukan ini adalah meniru dari alam, kemudian beberapa kriteria kita perbaiki. Jadi dengan kerapatan (kolam) alami menyerap oksigen dengan kapasitas tertentu, lele mungkin bisa tumbuh 5-10 ekor/meter persegi.
Tapi kalau kita budidayakan di kolam buatan dengan ditambahkan oksigen dan plankton yang lebih banyak maka kapasitasnya bisa sampai 50-100 bahkan 200 ekor/meter persegi. Ini jauh lebih besar dari kapasitas ikan itu di alam,” jelas Sjarief.
Ia menyebut, bioflok tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar sehingga sangat potensial untuk dibangun di belakang halaman rumah sebagai alternatif usaha dan pendapatan. Tak berhenti sampai di situ, hasil budidaya lele juga dapat diolah menjadi produk olahan yang bernilai tambah.
Semangat yang sama menjadi tujuan Pelatihan Diversifikasi Produk Hasil Perikanan yang diselenggarakan di Papua. Sjarief menyebut, pelatihan ini menjadi salah satu cara untuk mendorong nelayan setempat agar dapat memanfaatkan ikan hasil tangkapannya dengan optimal.
“Sebagian dari bapak/ibu pasti adalah nelayan yang pergi ke laut menangkap ikan sehari-harinya. Kalau kita menangkap ikannya berlebih maka ikan tersebut akan sulit sekali kita manfaatkan. Padahal, ikan segar mungkin hanya tahan enam jam, sedangkan kalau diolah bisa tahan lebih lama. Nah, cara-cara pengolahan itulah yang perlu dipelajari bapak/ibu,” ucapnya.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Lilly Aprilya menambahkan bahwa hal ini menjadi salah satu upaya KKP menggencarkan program “Gemar Makan Ikan” dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.