Dirjen Vokasi: Pilih Sekolah Berdasarkan Passion Anak, Bukan Gelar

MONITORDAY.COM - Memilih lembaga pendidikan merupakan hal penting dan menunjang bagi kesuksesan seorang anak. Banyak orang tua berlomba-lomba memilih lembaga pendidikan terbaik bagi anaknya dengan harapan masa depan yang cerah. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah passion atau minat seorang anak dalam menempuh pendidikan. Pendidikan yang dijalani tanpa passion maka tidak akan optimal hasilnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI Wikan Sakarinto mengatakan bahwa passion sangat penting bagi anak ketika memilih SMK sebagai lembaga pendidikannya.
Wikan berharap bersama industri akan lebih memperkuat pola pikir visi calon peserta didik untuk memliih vokasi bukan karena terpaksa, tetapi harus sesuai dengan passion.
“Ini yang harus kita tingkatkan bersama industri, kita mendidik orang tua dan anak-anak generasi muda, milih sekolah itu passion, bukan karena gelar, bukan karena sertifikat tapi passion, tahu visi mau apa masuk SMK,” ujar Wikan Sakarinto, dikutip redaksi INDUSTRY.co.id dari keterangan tertulisnya pada Rabu (21/4/2021).
Selain itu,Ia juga menegaskan kepada kepala SMK bahwa kurikulum SMK harus siap setiap saat diintervensi oleh industri.
“Inilah kurikulum yang ingin kita ciptakan bersama. Semoga dalam konteks input, proses output dan dan outcome ini benar-benar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri,”
Menurutnya, pengembangan kurikulum SMK ini tidak bisa lepas dari program link and match yang memuat paket 8+i.
“Paket komplit ini senantiasa melibatkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi,” jelas Wikan.
Adapun paket 8+i tersebut mencakup kurikulum yang disusun bersama dan berstandar DUDI, pembelajaran berbasis project riil, pengajar dari industri minimal 50 jam per semester per prodi, praktik kerja industri (prakerin/magang) minimal satu semester, sertifikasi kompetensi, training rutin pengajar oleh DUDI, riset terapan bersama DUDI, dan komitmen serapan oleh DUDI.
Sementara itu, +i adalah beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik pendidikan vokasi.
Perlu diketahui, guna mengembangkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis link and match dengan industri, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengundang 59 industri untuk melaksanakan reviu capaian pembelajaran kurikulum SMK.
Beberapa industri yang terlibat dalam reviu kurikulum tersebut antara lain PT Waskita Karya, PT Astra Internasional Tbk, ASPERINDO, PT IKI, PLN, PT Telkom, Djarum Foundation, dan PT. Bank Muamalat Indonesia.