Direktur CORE Indonesia Nilai Serapan Anggaran PEN 2020 Masih Rendah

Strategi Pemerintah mempercepat penyerapan alokasi anggaran program PEN dinilai masih rendah

Direktur CORE Indonesia Nilai Serapan Anggaran PEN 2020 Masih Rendah
Direktur CORE Indonesia, Muhammad Faisal /Net

MONITORDAY.COM - Direktur CORE Indonesia, Muhammad Faisal menyambut baik langkah pemerintah yang telah menyusun strategi untuk mempercepat penyerapan alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional atau PEN. Namun penyerapan anggaran 2020 perlu diperbaiki.

"Percepatan penyerapan dana PEN sangat penting supaya proses pemulihan ekonomi bisa berjalan sesuai ekspektasi," tuturnya pada diskusi virtual Kopi Pahit, minggu, (16/8/2020)

Dijelaskan Faisal, kuartal III/2020 menjadi kunci untuk terhindar dari resesi. Maka optimalisasi belanja pemerintah menjadi penting untuk menstimulasi roda ekonomi.

Selanjutnya, Faisal merinci paket anggaran pemerintah dan realisasinya yang belum terjawantahkan secara baik. Misalnya, anggaran untuk kesehatan 87,5 triliun dan terealisasi hanya 8,1 %, perlindungan sosial menyentuh angka 203,9 triliun rupiah dan terealisasi berkisar 42,4%, insentif usaha dan terealisasi hanya 120,6 triliun dan terealisasi hanya 13,8%, sektor UMKM bertengger di angka 123,5 triliun dan terealisasi 26,4% dan sektor K/L dan Pemda pada 106,1 triliun namun terealisasi hanya pada 8,1%.

Lebih lanjut, Ia mendorong percepatan realisasi anggaran untuk pemulihan sektor riil yang terdampak Covid-19. Sebelumnya, Kementerian Keuangan pada konferensi pers (16/6/2020) lalu, menyatakan realisasi anggaran untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih rendah, yaitu 6,8 persen untuk insentif dunia usaha dan bahkan 0,06 persen untuk insentif UMKM. 

Padahal Pemerintah telah beberapa kali mengoreksi alokasi APBN 2020 yang seiring dengan naiknya anggaran PEN, yang semula dianggarkan Rp 405,1 triliun menjadi Rp 695,2 triliun, sesuai dengan rencana revisi Perpres Nomor 54 Tahun 2020