Direktur Amanat Institute Luruskan Tudingan Miring Terhadap UAH

Direktur Amanat Institute Luruskan Tudingan Miring Terhadap UAH
Foto UAH menyerahkan bantuan kepada MUI disaksikan Dubes Palestina (istimewa)

MONITORDAY.COM - Ustadz Adi Hidayat berhasil mengumpulkan dana sumbangan yang akan didonasikan kepada Palestina sebesar Rp 30 miliar dalam waktu 6 hari. Dana tersebut sebesar 14,5 miliar diserahkan kepada MUI. Sebagian lainnya diserahkan kepada INH lembaga kemanusiaan di bawah pimpinan Muhammad Husein Gaza. Sisanya akan dialokasikan untuk beasiswa warga Palestina yang berminat kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. 

Dalam pemberitaan yang beredar, hanya masif diberitakan mengenai penyerahan 14,5 miliar kepada MUI. Muncul spekulasi dari sebagian pihak bahwa UAH tidak menyerahkan seluruh dana yang terkumpul yakni 30 miliar. Melainkan menyalahgunakan sisanya. Tuduhan ini tidak berdasar dan yang menuduh terlihat tidak mau melakukan klarifikasi. 

Salah satu akun twitter yang twitnya berpotensi ditafsirkan sebagai fitnah adalah @edo_kuntadhi. Dalam akun twitternya dia mengatakan bahwa dana yang terkumpul 30 miliar dan yang disalurkan 14,5 miliar. Hal ini memantik para followernya untuk menuduh UAH melakukan penyalahgunaan dana. 

Menanggapi tuduhan ini, Direktur Amanat Institute Fahd Pahdepie menyayangkan pernyataan Edo Kuntadhi dan berharap dia meralat pernyataannya. Menurut Fahd cuitan tersebut cenderung dapat menimbulkan fitnah. 

"Saya tak kenal siapa Eko Kuntadhi. Tapi tweetnya tentang donasi Ustadz Adi Hidayat (UAH) untuk Palestina ini, sebagaimana saya tampilkan di atas tulisan ini, berbahaya. Berpotensi mengandung fitnah dan jelas berbau provokasi," ujar Fahd dalam laman facebooknya, 

Fahd menegaskan bahwa dana yang dikumpulkan UAH disalurkan melalui jalur yang benar dan melalui lembaga yang kredibel. Alokasi dana donasi itu dibagi tiga: Pertama, 715 ribu USD atau sekitar Rp10,2 miliar diserahkan untuk warga Gaza melalui lembaga International Humanitarian Network (INH). Kedua, 1 juta USD atau sekitar Rp14,3 miliar yang diserahkan melalui MUI. Juga disaksikan langsung Dubes Palestina.

"Ketiga, dana sisanya, sekitar 5,5 miliar, dialokasikan untuk dana pendidikan anak-anak Palestina, termasuk yang ada di Indonesia. Direalisasikan dalam bentuk beasiswa, dukungan kepada sekolah dan universitas di Palestina, dan lainnya. Semua dana ini masuk ke Yayasan Ma'had Islam Rafi'ah Akhyar (MIRA) yang diaudit secara publik oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), tambah Fahd. 

Terakhir, Fahd berharap bahwa fitnah dan narasi buruk di media sosial bisa dihentikan. 

"Kita harus berhenti mengikuti narasi-narasi buruk, melawan mereka yang doyan memicu konflik dan memecah belah. Mari bergerak," pungkasnya.