Dana Desa, Urbanisasi, dan Rasio Gini

MONDAYREVIEW.COM – Pembangunan infrastruktur diperlukan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Di pedesaan infrastruktur dapat menunjang produktifitas penduduk misalnya dengan irigasi bagi lahan pertanian. Juga dapat meningkatkan efisiensi dalam transportasi atau rantai logistik seperti terbangunnya jalan yang digunakan untuk mengangkut berbagai komoditas hasil pertanian.
Demikian juga di perkotaan. Tak hanya jalan tol, masyarakat dari kalangan menengah ke bawah justru membutuhkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman. Deputi Pengembangan Wilayah Kementerian Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, kemiskinan di perkotaan disebabkan oleh tidak diimbanginya pembangunan infrastruktur yang baik dan berkelanjutan.
Infrastruktur utama yang masih sangat kurang untuk mengimbangi dampak urbanisasi tadi adalah sistem transportasi perkotaan, air minum dan sanitasi, drainase, banjir dan pengelolaan resiko bencana serta pemukiman kumuh dan pengelolaan sampah. Inilah yang harus kita selesaikan untuk menghadapi laju urbanisasi yang sangat kencang.
Data laju urbanisasi dan meningkatnya gini ratio di desa menjadi salah satu kritik oposisi terhadap Pemerintahan Jokowi-JK. Kritik tersebut dikaitkan dengan Dana Desa dan kebijakan Pemerintah terkait dengan pembangunan desa. Keberhasilan kebijakan ini dinilai publik terkait erat dengan menurunnya arus urbanisasi.
Bila arus urbanisasi masih tinggi berarti hidup di desa belum menjanjikan. Lapangan pekerjaan di sektor-sektor yang potensial berkembang di pedesaan belum sepenuhnya tumbuh. Angkatan kerja di pedesaan masih bermimpi untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan di perkotaan. Hal yang menimbulkan berbagai problem multidimensional dan membutuhkan penyelesaian yang komprehensif.
Penggunaan dana desa untuk menggerakkan ekonomi masyarakat dipandang oposisi masih belum optimal. Lebih banyak program pembangunan infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan fasilitas umum lainnya. Dengan kondisi jalan yang lebih baik, produk yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi di pedesaan bisa lebih cepat sampai.
Merujuk data Menteri Keuangan, pertumbuhan urbanisasi di Indonesia saat ini sebesar 4,1 persen yang lebih tinggi daripada pertumbuhan urbanisasi di Cina yang sebesar 3,8 persen dan India 3,1 persen. Sementara dampak ekonomi urbanisasi di Indonesia hanya menyumbang 4% terhadap kenaikan PDB. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya kemiskinan di perkotaan.
Penduduk yang berpindah dari desa ke kota tentu berharap mengubah nasib, mendapat pekerjaan dan penghasilan yang lebih dibandingkan di desa. Jika kemudian di kota menjadi pengangguran dan hidup di bawah garis kemiskinan tentu hal ini akan menjadi beban serius bagi negara di kemudian hari.
Di sisi lain, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan gini ratio di pedesaan pada Maret 2018 naik menjadi 0,324 dari posisi September 2017 yang hanya 0,320. Ide dasar perhitungan koefisien Gini sebenarnya berasal dari upaya pengukuran luas suatu kurva yang menggambarkan distribusi pendapatan untuk seluruh kelompok pendapatan. Kurva tersebut dinamakan kurva Lorenz yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.