Masa Kampanye Terbuka, Metode 'Door to Door Campaign' Dinilai Lebih Efektif
Kampanye terbuka, yang mulai digelar hari Minggu (24/03) hingga tiga minggu ke depan, metode arak-arakan mobilisasi massa dinilai kurang efektif untuk mendulang suara swing voters dibandingkan kampanye door to door, kata seorang pengamat.

MONITORDAY.COM - Kampanye terbuka, yang mulai digelar hari Minggu (24/03) hingga tiga minggu ke depan, metode arak-arakan mobilisasi massa dinilai kurang efektif untuk mendulang suara swing voters dibandingkan kampanye door to door.
"Kampanye terbuka merupakan suatu instrumen bisa dikapitalisasi kandidat untuk menambah elektoral, terutama untuk menyasar swing voters. Tetapi ingat, metode yang efektif untuk menarik suara swing voters itu dengan door to door campaign," kata pengamat politik, Adi Prayitno saat ditemui setelah acara diskusi bertajuk "Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?", Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).
kampanye dengan metode arak-arakan massa, mobilisasi massa di jalanan atau kumpul disatu titik dengan ribuan orang dinilai kurang efektif untuk menarik suara swing voters.
"Dalam prakteknya orang yang mau ikut arak-arakan, konvoi massa, ini adalah royal voters, masa fanatik yang memang iman politiknya kuat, sementara swing voters lebih memilih berdiam diri dirumah, menunggu didatangi kandidat, didatangi tim sukses untuk dijelaskan soal visi misi dan program kerja apa yang akan dilakukan oleh kandidat," jelas Adi.
"Dengan begitu dimasa kampanye terbuka ini, selain dengan arak-arakan massa, tentu dengan metode door to door campaign menjadi metode yang penting untuk mengambil suara swing voters," tegasnya.