Dokter Muda, Sang Penolong Rohingya

​​​​​​​Tujuan mereka hanya satu, menolong warga Rohingya.

Dokter Muda, Sang Penolong Rohingya
Para pengungsi Rohongya sedang mengantri di Posko IHA/Muhammadiyah Aid

MONITORDAY.COM - Di sebuah posko sederhana, di Jamtoli, sekitar 1,5 jam dari pusat kota cox Bazar. Dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan beratapkan terpal. Beberapa kursi plastik, meja lipat serta tempat tidur darurat untuk memeriksa pasien. Para dokter muda yang tergabung dalam Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) seperti tanpa henti melayani para pasien.

Bila dibandingkan dengan kamp lainnya di lokasi pengungsian, kamp dari Indonesia Humanitarian Alliance memang terbilang cukup tinggi. Ada sekitar 150 hingga 200 pasien tiap harinya.

Menurut Ketua Tim IHA ke-12 dokter Nuha Aulia Rahman, itu lantaran kamp yang dibuat para dokter asal Indonesia memberikan pelayanan secara kontinyu.

“Setiap hari Jumat, yang merupakan hari libur mingguan masyarakat bangladesh, kamp kami tetap membuka pelayanan sementara kamp-kamp kesehatan lain banyak yang libur,” ujar Alumni FK UGM dengan predikat caumlade ini.

Selain itu, kata dokter Nuha, hal lain yang membuat kamp Indonesia Humanitarian Allieance banyak dikunjungi para pengungsi adalah adanya kegiatan tambahan selain pelayanan kuratif. Ada pemberian nutrisi tambahan kepada anak-anak serta mengajar dan bermain bersama mereka.

“Materi yang diajarkan berupa pengenalan huruf dan angka, bagian-bagian tubuh, menghafal surat-surat pendek al-Qur’an, serta promosi kesehatan seperti menyikat gigi, menggunting kuku, dan cuci tangan,” terang anak kedua dari Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir ini.

Seperti diketahui, hingga akhir Februari 2018, sudah ada 12 tim yang diberangkatkan Indonesia Humanitarian Alliance (IHA). Tim ke-12 terdiri dari 2 dari Muhammadiyah Aid, satu dari Rumah Zakat, serta satu lagi dari Dompet Peduli Darut Tauhid.

Tim IHA ke-12 juga mendapat program khusus dari WHO, yaitu program Acute Jaundice Syndrom atau penyakit kuning yang banyak muncul akhir-akhir ini. Mereka juga diminta untuk mengawasi proses renovasi atap posko untuk menghadapi musim monsun, atau musim angin kencang.

[Mrf]