Corak Pemikiran Muhammadiyah pada masa: Amien Rais, Buya Syafi'i dan Din Syamsuddin

Corak Pemikiran Muhammadiyah pada masa: Amien Rais, Buya Syafi'i dan Din Syamsuddin

Setiap masa kepemimpinan pasti memiliki corak dan ciri khasnya masing-masing. Pergeseran atau transformasi pemikiran terjadi secara dinamis dalam perkembangannya. Dalam teori Blok Historis, Gramsci menyebutkan bahwa dinamika intelegensia Muslim Indonesia dipengaruhi oleh faktor relasi sosial, ekonomi, politik dan kuasa yang kompleks.

Transformasi pemikiran Muhammadiyah dari tahun 1995-2015 di representasikan melalui pemikiran Ketua Umum pada masanya. Tentunya setiap orang yang menahkodai kapal besar Muhammadiyah memiliki konsepsinya masing-masing berdasarkan faktor yang sudah disebutkan diatas. Pertanyaannya, bagaimana Transformasi pemikiran Muhammadiyah selama kurang lebih 20 tahun tersebut?

Amien Rais (1995-2000)

Pada Muktamar Aceh 1995 Amien Rais terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah. Gerakan dan pemikirannya yaitu tauhid sosial. Tauhid sosial yang dimaksud yakni konsep yang mendorong kaum muslim, untuk berani melakukan perubahan sosial dan politik dengan semangat sosial. Pada periode ini juga terjadi perubahan nomenklatur Majelis Tarjih menjadi Majelis Tarjih dan pengembangan pemikiran Islam (MTPPI).

Ahmad Syafi’I Ma’arif (2000-2005)

 Melanjutkan kepemimpinan sebelumnya, Syafi’i terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah pada Muktamar di Jakarta tahun 2000. Konsep yang beliau bawa yaitu, mencoba untuk mereaktualisasikan lagi aktivisme dan intelektualisme Muhammadiyah.Hal ini diwujudkan dengan adanya Ma’arif Institue,Pusat Studi Agama dan Peradaban,serta JIMM dan sejenisnya. Dengan visinya menerjemahkan praksis Islam untuk mewujudkan keadilan.

Din Syamsudin (2005-2015)

 Beliau terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah di Muktamar  ke-45 di Malang. Dan terpilih lagi pada Muktamar ke-46 di Yogyakarta. Pada periode beliau Muhammadiyah mengenalkan konsep ”Jihad Konstitusi”, sebuah konsep untuk menerjemahkan spirit keislaman tentang keadilan dengan mendorong perubahan kebijakan public .Dan pada periode ini juga terjadi transformasi  kelembagaan:penguatan aksi kemanusiaan.Dengan adanya Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau dikenal dengan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) merupakan sebuah gebrakan baru dalam evolusi Muhammadiyah tentang kemanusiaan.

* Nirwansyah (Aktivis IMM Ciputat)