Cerita Pelaku UMKM yang Berhasil Bangkit di Tengah Pandemi

MONITORDAY.COM - Kasus harian Covid-19 yang mulai melandai di Indonsia membuat beberapa sektor termasuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) saat ini mulai kembali tumbuh.
Sebagai salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi, para pelaku UMKM harus melakukan beberbagai upaya agar usahanya bisa survive dan dapat memenuhi kebutuhan ekonominya.
Namun melalui berbagai inovasi, dan adaptasi penggunaan teknologi, para pelaku usaha kecil tersebut kemudian bisa bertahan, dan bahkan menjadikannya peluang untuk memperluas pasar usahanya.
Di samping itu, berbagai kebijakan dari pemerintah juga sangat membantu keberlangsungan UMKM. Mulai dari Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga upaya digitalisasi.
Berikut cerita beberapa pelaku UMKM yang berhasil bangkit, dan bahkan memulai kesuksesannya berwirausaha di masa pandemi.
Beradaptasi untuk Bertahan
Adalah Nurchaeti, seorang pelaku usaha yang sempat merasakan langsung dampak negatif dari pandemi. Dia mengaku omset penjualannya sempat anjlok hingga 70 persen.
Hal ini kemudian yang membuatnya harus memutar otak agar tetap bertahan. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk melakukan adaptasi usaha yakni memulai bisnis makanan.
"Yang dibutuhkan pada saat pandemi adalah hal pokok atau makan sehingga kami berinovasi dari pembuatan aneka makanan yang biasa dijual di ritel, sementara ritelnya tertutup," kata Nurchaeti.
Dia kemudian menamakan usahanya dengan JPas Ketering. Nama ini diambil dari produk-produk makanan yang dijualnya, yakni jajanan pasar, kepanjangan dari JPas.
"Memang produk-produk kami berasal dari aneka jajan pasar, nah di situlah kami berjuang bersama teman-teman bersama tim, bersama karyawan, bahwa di pandemi ini kita bisa bangkit, bisa bertahan," terangnya.
Di awal merintisnya, dia mengaku cukup kesulitan pembiayaan, karena usaha sebelumnya sempat drop di masa pandemi. Namun berkat bentuan dari berbagai pihak, termasuk bantuan pembiayaan dari BUMN, usahnya bisa mulai dijalankan.
"Alhamdulillah kami ditolong oleh beberapa rekan, dan BUMN yang memberikan pinjaman lunak pada kami. Pinjaman ini sangat membantu terutama di saat seperti ini, karena tidak membebani kami dengan bunga yang tinggi sehingga bisa mengatur cash flow lebih leluasa lagi," jelasnya.
Menurut Nurchaeti, Hal tersebut merupakan peran BUMN atau pemerintah kepada UMKM sehingga bisa tetap bangkit meskipun diterjang badai pandemi.
"Pemerintah memberikan kami pinjaman kerja yang fleksibel dan kami bisa mulai lagi dari awal dan bisa berjuang lagi," demikian Nurcheti.
Manfatkan Peluang di Masa Pandemi
Lain Nurchaeti, lain juga Cempaka Maulidya, pelaku usaha kue yang mendapat kebanjiran orderan di masa pandemi. Ia mengaku memulai bisnis kue tersebut berawal dari iseng.
Perempuan berusia 25 tahun ini memang memiliki hobi memasak, dan sering mencari resep-resep masakan dan kue. Awalnya Ia mencoba-coba membuat resep tersebut. "Nyoba bikin sekali dua kali, dan dicobain sama orang rumah dan temen-temen, katanya enak," kata dia.
Adanya pengakuan terhadap masakannya itu kemudian dia mencoba untuk memasarkannya. Produk yang dijual antara aneka Brownies, Tiny Bity Cookie, dan Macaroni Scotel.
Cempaka mengungkapkan, produk awal yang dijual yaitu soft cookies, yang saat itu masih belum seramai sekarang peminatnya. Soft cookies dia coba jual ke sekolah adiknya. dan sang adik menawarkan kepada teman-temannya dan ternyata mereka suka.
"Setelah makin banyak peminat dan terlihat memiliki prospek, aku mulai serius memikirkan bisnisnya, membuat nama produk, logo, dan mempercantik cara pengemasannya agar terlihat lebih profesional," tuturnya.
Setelah itu semua siap, Cempaka kemudian mulai menggunakan media sosial instagram untuk memasarkan produknya. Penggunaan media sosial ini semakin memperluas pasar produk-produk kue yang dijualnya.
Cempaka mengaku, selama pandemi, dia merasa lebih banyak permintaan, karena banyak orang lebih memilih belanja online. dan akan lebih banyak ketika menjelang hari raya.
Karena itu, Cempaka juga menangkap peluang tersebut dengan membuat lebih banyak hampers, seperti hampers hari raya idul fitri, Natal, Imlek, dan hari besar lainnya.
"Karena banyak yang perlu hantaran untuk hari raya kan, Jadi aku ambil kesempatan di situ. Nyediain produk hantaran untuk mereka," demikian Cempaka.