CEO Kubik Leadership: Hiasi Kehidupan Dengan Cinta

MONITORDAY.COM - Jalaluddin Rumi pernah menyampaikan kematian terburuk adalah tanpa cinta. Ucapan ini memberikan sinyal penting betapa kata "cinta" ini memiliki akar dari kebahagiaan sehingga kehidupan ini patut dihiasi dengan cinta.
Hal itu disampaikan oleh CEO Kubik Leardership, Jamil Azzaini ketika dimintaI tanggapan soal kata cinta yang akhir-akhir ini mulai mengikis atau bahkan hanya menjadi makna ala kadarnya.
Pria kelahiran Purworejo Jawa Tengah ini pun memberikan analogi tentang suatu kejadian yang bagi orang lain penderitaan, bagi orang yang sedang jatuh cinta itu adalah romantisme.
"Misalnya, dalam keadaan hujan, sepasang pengantin baru naik mobil pribadi dan mobilnya mogok. Sang istri memayungi sang suami yang berusaha memperbaiki mesin mobil. Menurut Anda, apakah kejadian itu suatu penderitaan atau suatu romantisme? Jawabannya, tergantung rasa cinta yang ada pada keduanya," ujar CEO Kubik Leardership yang akrab disapa Jamil kepada Monitorday.com, Minggu (25/1/2021).
Namun Jamil ingin memastikan bahwa cinta tertinggi tentu cinta kepada Sang Pemilik Cinta, Allah swt. Untuk sampai kepada titik tersebut, ada tahapan yang perlu dijalani.
Tahapan pertama, lanjut Jamil, cintai diri sendiri. Bagaimana mencintai diri sendiri? Fokuslah pada kekuatan dan kelebihan yang telah Allah swt berikan. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekuatan, maka temukan, asah dan kembangkan. Orang yang belum bisa menemukan kekuatan atau kelebihan diri sangat sulit bisa mencintai Sang Pemilik Cinta dengan indah, jernih dan totalitas.
Selain itu, mencintai diri sendiri juga ditunjukkan dengan kesediaan ketika menyediakan waktu untuk ngobrol dengan diri sendiri (muhasabah). Hal yang paling berat adalah mengikhlaskan diri dan bersedia memaafkan orang lain dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.
Tahapan Kedua, mencintai makhluk hidup dan alam semesta. Mencintai sesama dibuktikan dengan kesediaan untuk memberi dengan tulus kepada sesama, dengan kata lain setiap pribadi haru bermental giver.
'Untuk melatih rasa cinta ini, bisa dimulai dengan banyak mendoakan orang lain. Saat perjalanan ke kantor, doakanlah orang yang Anda lihat meski kita tidak mengenalnya," ucap Jamil.
"Doanya bisa begini: Ya Allah, selamatkanlah dunia-akherat orang itu, turunkanlah rahmat-Mu kepadanya, berikanlah keberkahan dalam hal rizki, keluarga dan kehidupan orang itu," tambah Jamil.
Kesediaan untuk merawat hewan ternak, hutan, taman, halaman, kolam, kebun juga akan melatih rasa cinta dalam tahapan ini. Bila mencintai alam dengan benar, alam pun akan berdamai dengan manusia.
"Berterima kasihlah kepada sesama dan alam semesta juga wujud kita mencintainya,' seru Jamil.
Tahapan Ketiga, ujar Jamil, cintailah Sang Pemilik Cinta karena mencintai-Nya dengan sepenuh cinta akan banyak nikmat yang berlimpah.
"Maklum, kenikmatan yang Allah swt telah berikan kepada Manusia, namun jarang disyukuri. Bisa bernafas itu karunia yang sangat besar, berhenti bernafas dalam beberapa menit kita bisa mati. Namun nikmat ini jarang disyukuri. Mari kita sejenak syukuri nikmat ini dengan berucap: alhamdulillah," ungkap Jamil.
Jamil kembali menegaskan bahwa bersyukur kepada Allah swt karena telah memberi begitu banyak nikmat, termasuk nikmat punya sahabat, saudara dan alam semesta yang ternyata semua itu disediakan untuk kehidupan dan kemakmuran manusia.
"Mari kita lakukan 3 tahapan cinta tersebut agar ketika kematian menjemput, itu adalah kematian terindah bagi kita semua," ajak Jamil.