Buya Bertungkus Lumus untuk Muhammadiyah
Buya Syafi'i merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah yang telah berkhidmat dalam membangun dan mengembangkan amal usaha.

MONITORDAY.COM - Sebagai organisasi yang mempunyai perhatian khusus di dunia Pendidikan, Muhammadiyah hingga saat ini telah mempunyai puluhan ribu lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari pendidikan usia dini hingga Perguruan Tinggi. Melalui lembaga pendidikan itu Muhammadiyah terus berupaya mencerdaskan anak bangsa.
Banyaknya amal usaha di bidang pendidikan, tidak terlepas dari kesadaran warga Muhammadiyah akan pentingnya upaya mencerdaskan masyarakat. Hal itu terus dipupuk hingga mereka terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Muhammadiyah. Di samping itu, para tokoh-tokohnya juga terus memberikan bimbingan dan inspirasi agar terus diupayakan peningkatan kualitas amal usaha.
Ahmad Syafi'i Maarif merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah yang berperan besar dalam pengembangan amal usaha Muhammadiyah, terutama di dunia pendidikan. Sosok yang akrab disapa Buya Safii itu terus berkhidmat dalam membangun dan mengembangkan amal usaha yang ada agar lebih maju.
Muchlas Rowie, selaku kader Muhammadiyah menyaksikan bagaimana sejak awal Buya Syafii turut memperjuangkan dibangunnya amal-amal usaha dalam rangka memajukan organisasi Muhammadiyah. Menurutnya, Buya Syafi'i merupakan salah satu tokoh yang telah berkhidmat dalam membangun amal usaha Muhammadiyah.
"Beliau telah berkhidmat untuk membangun amal usaha Muhammadiyah. Beberapa amal usaha yang saat ini telah difungsikan sebagai salah satu roda penggerak organisasi dibangun atas prakarsa dari beliau," ujarnya.
Seperti saat diresmikannya gedung Muallimin Muhammadiyah yang berlokasi di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, pada Sabtu (16/11) lalu. Muchlas mengatakan, berhasil dibangunnya gedung asrama baru ini tidak lain karena peran besar dari Buya Syafii selaku Ketua Tim Pengembangan Mu'allimin. "Ia mengusahakan, melakukan banyak hal agar gedung baru ini bisa dibangun," ujarnya.
Buya Syafii sendiri mengatakan, Pembangunan gedung baru madrasah ini merupakan bentuk dari terus berkembangnya lembaga pendidikan Muhammadiyah. Daya tampung gedung yang sebelumnya berada di Yogyakarta itu semakin tidak dapat memenuhi para pendaftar yang berasal dari berasal dari seluruh provinsi di tanah air.
"Pengembangan Mu'allimin dari Kota Yogyakarta ke Kecamatan Sedayu, Bantul, menjadi harapan baru bagi kita agar lebih banyak lagi yang bisa menimba ilmu di madrasah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini," tutur Buya Safii.
Ia mengatakan, Madrasah Mu'allimin Yogyakarta telah lebih dari seabad berkiprah mencerdaskan anak bangsa. Para lulusannya telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dan menunjukkan kiprah konkret, tidak hanya di lingkup Persyarikatan.
"Sebagai sekolah kader Muhammadiyah, Mu'allimin mendidik para siswanya untuk memiliki ketajaman wawasan kemanusiaan, bangsa, umat, dan Persyarikatan," ungkap Buya Syafii, yang juga merupakan Ketua Tim Pengembangan Mu'allimin ini.
Menurut Buya Syafii, lembaga pendidikan seperti Mualimin ini juga penting dalam rangka membentuk karakter masyarakat Indonesia. "Saya sebagai salah seorang alumnus madrasah ini pertengahan abad yang lalu merasakan betul bahwa pembentukan karakter dan akhlak mulia sangat ditekankan kepada para siswa. Kurikulumnya telah mengalami perubahan dan pengembangan dari masa ke masa," tuturnya.
Dedikasi Buya Syafii bagi pengembangan amal usaha tidak berpamrih. Sejauh ini, tidak ada amal usaha seperti pesantren, sekolah, yang diperuntukkan bagi keluarga atau koleganya. Pengabdian terhadap Muhammadiyah baginya bukanlah ditunjukan untuk kepentingan diri sendiri. Sosok yang gemar bersepeda ini tidak pernah mengharap keuntungan dari membangun amal usaha. Maarif Institut, yang didirikannya bukanlah amal usaha dan tidak berafiliasi dengan Muhammadiyah.
"Buya lebih memilih tinggal di Yogyakarta dengan kesederhanaannya. Dan ketika di Jakarta pun, Ia hanya tinggal di sebuah apartemen sederhana. Selain itu, saya menyaksikan betul dia selalu membawa mobil sendiri, dan mobil yang dipunyai bukanlah mobil dalam kategori mewah. sosok yang begitu bersahaja," tutur Muchlas mengungkapkan kesederhanaan Buya Syafii.
Hal tersebut, dinilai telah menunjukan totalitas seorang Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu terhadap perkembangan amal usaha. Ia juga dinilai sebagai tokoh yang tidak mementingkan dirinya sendiri, serta dengan ikhlas beramal demi kemajuan organisasi.
"Buya Syafii telah berkhidmat dan berjuang dalam memajukan organisasi Muhammadiyah. Peran-peran besar yang dilakukannya dalam memajukan organisasi ini tidak untuk dirinya sendiri, melainkan karena kecintaanya kepada Muhammadiyah. Buya bertungkus lumus untuk Muhammadiyah," ucap Muchlas Rowie.