IPW Sebut 5 Komjen ini Berpeluang Besar jadi Kapolri

Kapolri Jenderal Idham Aziz akan pensiun akhir Januari 2021. Neta menyebut hanya ada lima ada 5 Komisaris Jendral (Komjen) yang berpeluang besar untuk menjadi Kapolri, dari 13 perwira tinggi yang ada.

IPW Sebut 5 Komjen ini Berpeluang Besar jadi Kapolri
Neta S Pane/net

MONITORDAY.COM - Indonesian Police Watch (IPW) menilai bahwa bursa calon Kapolri pengganti Jendral Idham Azis saat ini makin riuh. Masing-masing calon yang diunggulkan melakukan manuver dan berbagai aksi gerilya dengan cara masing masing.

“Semua manuver itu ujung-ujungnya pencitraan agar si calon bisa dilirik presiden Jokowi yang punya hak prerogatif dalam memilih kapolri pengganti Idham Azis,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/11).

Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Idham Aziz akan pensiun akhir Januari 2021. Neta menyebut hanya ada lima ada 5 Komisaris Jendral (Komjen) yang berpeluang besar untuk menjadi Kapolri, dari 13 perwira tinggi yang ada.

Neta menyatakan, lima Komjen tersebut saat ini berada di internal dan di luar Polri.

“Meski komjen yang bertugas di internal Polri lebih berpeluang menjadi Kapolri tapi para komjen yang bertugas di luar kepolisian juga tetap memiliki peluang yang cukup besar,” ujarnya.

Ada tiga Komjen dari internal Polri yang berpeluang besar menjadi Kapolri. Neta mengungkap, mereka adalah Wakapolri Komjen Gatot Edi yang pernah menjadi Asrena Polri dan Kapolda Metro Jaya serta berpengalaman mengendalikan situasi Jakarta saat Pilpres 2019.

Kedua adalah Kabaharkam Komjen Agus Andriyanto yang pernah bertugas di daerah keras sebagai Kapolda Sumut.

Kemudian, ketiga Kabareskrim Komjen Sigit Listyo yang pernah menjadi Ajudan Presiden Jokowi dan Kapolda Banten juga disebut IPW berpeluang besar menjadi Kapolri.

“Nama Sigit belakangan memang bersinar karena kepemimpinannya, termasuk yang menonjol adalah saat dia memimpin penangkapan buronan kelas kakap Djoko Tjandra,” tutur Neta.

Sementara dua dari luar Polri, Neta menyebutkan, yakni Komjen Boy Rafly Amar dan Sestama BIN Komjen Bambang Sunarwibowo.

Boy Rafly pernah menjadi Humas, Kapolda Banten, dan Kapolda Papua serta Kepala BNPT. Menurut Neta, maraknya isu isu terorisme akan membuka peluang bagi Boy untuk memimpin kepolisian.

Sementara Bambang Sunarwibowo yang pernah bertugas di Asrena Polri dan Sestama BIN menurut Neta juga berpeluang memimpin Polri.

Neta menilai ke depan Polri memerlukan perencanaan yang promoter untuk meningkatkan kinerjanya, baik dalam bidang SDM, alutsista, sarana maupun prasarana.

"Selain itu, kondisi Indonesia yang kerap dalam ancaman konflik, gerakan intoleransi, terorisme dll tentu membutuhkan antisipasi dan deteksi dini yang benar benar prima dan akurat dari seorang perwira yg pernah bertugas di BIN," ungkapnya.

Neta pun berharap, Presiden Jokowi memilih figur yang punya pengalaman dan jam terbang yang mumpuni serta pernah menjadi Kapolda di Jawa sehingga instingnya dalam menjaga keamanan nasional sudah terlatih.