Buntut Ucapan Calon Wawalkot Depok dari PKS, Calon Wawalkot PDIP Meradang

Pernyataan Imam yang diusung PKS di pilkada depok buat rivalnya dari PDIP mengelus dada.

Buntut Ucapan Calon Wawalkot Depok dari PKS, Calon Wawalkot PDIP Meradang
Pilkada Depok/ Istimewa

MONITORDAY.COM - Tuhan menciptakan manusia dengan 1 mulut, 2 telinga dan 2 mata memiliki makna filosofis untuk dicermati. Bahkan, yang maha kuasa pun sangat cermat menempatkan posisi mata, mulut dan telinga pada tempat yang tepat. 

Namun manusia yang diberikan berbagai kelebihan terkadang lalai untuk menjaga fungsi  dari penempatan ketiga panca indera tersebut. Jika penglihatan, ucapan dan pendengeran tidak bijak menjaga kebermanfaatannya, tak jarang salah paham pun terjadi. 

Tampaknya, ucapan calon wawalkot dari PKS, Imam Budi Hartono, yakni 'sekamar saja' kepada Calon Wakil Wali Kota (wawalkot) Depok dari PDIP, Afifah Alia, menimbulkan polemik. Afifah menuding ucapan tersebut tidak wajar dan mengnadung unsur pelecehan 

Senada dengan Afifah,  Anggota Komnas Perempuan theseresia memiliki pandangan serupa. Dia menjelaskan pernyataan Imam yang diusung PKS merendahkan Afifah yang merupakan calon perempuan.

"Pernyataan 'sekamar dengan saya' dan perilaku menertawakan itu adalah pernyataan dan aksi yang tidak pantas disampaikan kepada seorang calon perempuan karena merendahkan; melihat perempuan sebagai sekedar obyek candaan dan seksual semata," ujar Theresia, di Jakarta, sabtu (12/9/2020).

Menurut Theresia ada dugaan ucapan Imam terkait kontestasi politik yang sedang berlangsung di Depok. Dia meminta para calon tak menggunakan cara-cara yang merendahkan lawan politik.

"Hal ini diduga terkait dengan kontestasi politik yang sedang berlangsung dan karenanya kami minta untuk para politisi menahan diri untuk tidak menggunakan cara-cara yang seksis dalam pertarungan politiknya," ucapnya.

"Komnas Perempuan mengingatkan para politisi untuk tidak menggunakan cara-cara merendahkan masing-masing 'lawan politik' baik seksualitasnya, tubuh, identitas perempuannya; politisi harus menjaga proses pilkada memberikan rasa nyaman kepada semua orang terutama untuk politisi perempuan karena setiap parpol sebenarnya berkepentingan agar kuota 30% perempuan terpenuhi," imbuhnya kemudian.