Biaya Transportasi Tinggi Sebabkan Kenaikan Harga Kedelai

MONITORDAY.COM - Harga kedelai di pasar dunia saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan bahwa henaikan harga tersebut disebabkan salah satunya oleh naiknya biaya angkut dan transportasi.
"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan," kata Suwandi, di Jakarta, Senin (4/1/2021).
Hal itu dikatakan Suwandi usai rapat koordinasi Kementan bersama Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) di Kantor Pusat Kementan Jakarta.
"Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu," tambah dia.
Suwandi menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor.
Harga kedelai yang saat ini terjadi kenaikan cukup signifikan sekitar 35 persen merupakan dampak pandemi Covid-19, terutama produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, dan Ukraina.
"Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh perajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi," kata Suwandi.
Dia menilai, kondisi tersebut sebenarnya bisa dijadikan peluang yang harus dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.
Karena itu, Kementan pun memfasilitasi nota kesepahaman (MoU) antara Gakoptindo dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta investor dengan Ditjen Tanaman Pangan.
"Kerja sama tersebut bertujuan meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani," demikian kata Suwandi.