Belanja Laptop 17 Triliun Bikin Sakit Hati Guru Honorer

MONITORDAY.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) berencana membeli laptop buatan lokal untuk mendorong digitalisasi sekolah pada tahun ini.
Anggaran sebesar Rp 3,7 triliun telah disiapkan untuk memborong 431.730 unit laptop yang diproduksi oleh enam perusahaan di Indonesia. Nantinya, Laptop-laptop tersebut akan diberikan ke seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia.
Dalam hal ini, Kemendikbud-Ristek telah memetakan kebutuhan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh jenjang pendidikan untuk tahun anggaran 2021-2024. Adapun total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 17 triliun.
Presidium Pendidik Tenaga Kependidikan Honorer Indonesia (PTKHI), Defi Meliyana angkat bicara menanggapi hal itu. Menurutnya, pemerintah pusat seharusnya mensejahterakan guru honorer terlebih dahulu.
"Jujur pak semua langsung berkomentar dan marah. Kenapa tidak memanusiakan kamu dulu ini loh. Kami ini manusia, butuh makan, butuh menyekolahkan anak-anak kami, tapi kami diperas tenaganya," kata Defi dalam webinar bertajuk 'Belanja Laptop 17 T vs Rekrutmen Guru ASN: Mana yang Prioritas?', Minggu (8/8/2021).
"Kalo saya berfikir kami memang dipelihara, sengaja dipelihara untuk seperti itu. Sehingga tidak ada penyelesaian. Kalo ngambil simpelnya tadi dari hitungan dana BOS kami sudah bisa sejahtera dari dulu. Jadi memang tidak ada itikad masalah honorer ini," sambungnya.
Selain itu, Defi meminta agar isu guru honorer tidak lagi dijadikan komoditas isu politik praktis. Pasalnya, total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 17 triliun untuk memborong 431.730 unit laptop itu malah menyakiti hati para guru honorer.
"Terus 17 triliun ini menyakiti loh pak, karena dari informasi yang saya baca tadi, PPPK bukan hanya digaungkan di 2020 direalisasikan di 2021itu pun kami tau sampai 2024. Apakah kami akan dipolitisasi lagi? Itu yang kami tidak mau," pungkasnya.