Belajar Sistematika Menulis Melalui LKTS

Si anak melakukan latihan presentasi. Dia juga terjun langsung di lapangan.

Belajar Sistematika Menulis Melalui LKTS
Ibanez peserta LKTS 2017 (ditpsmp)

Event Lomba Karya Tulis Siswa SMP (LKTS SMP) dihelat di hotel Bidakara Jakarta pada 8-11 Oktober 2017. Ajang ini merupakan buah kerjasama dari Direktorat Pembinaan SMP Dijen Dikdasmen Kemendikbud dengan Dharma Wanita Persatuan.

Lomba Karya Tulis Siswa (LKTS) yang diikuti oleh 12 peserta ini memiliki tema “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal Melalui Media Sosial”. LKTS merupakan salah satu instrumen untuk penumbuhan karakter dan internalisasi budaya literasi. Aktivitas budaya literasi dapat dilakukan dengan pembiasaan menulis karya. Sugiyanto, guru pendamping dari provinsi Banten ini menyatakan untuk penulisan karya tulis dibutuhkan latihan langsung, tidak sekadar hafalan.

“Gambarannya seperti apa struktur karya ilmiah. Kasih contoh mengenai pendahuluan, latar belakang. Lalu bahas bareng-bareng. Si anak melakukan latihan presentasi. Dia juga terjun langsung di lapangan. Di jalan, juga kadang bertemu hal yang perlu kita teliti. Antara penerapan dan teori saling beriringan,” jelas Sugiyanto di hotel Bidakara Jakarta, Ahad (8/10) seperti dilansir situs ditpsmp.

Sementara itu wakil dari Banten yakni Ibanez Dwi Wahyudi punya cara tersendiri untuk menggemari dunia baca. Ia mengaku jatuh hati pada karya-karya dari penulis Tere Liye. Dari ragam karya Tere Liye, siswi SMPN 2 Rangkas Bitung ini terpikat pada buku ‘Negeri Di Ujung Tanduk’ dan ‘Matahari’. Menurut Ibanez kesukaannya terhadap ranah membaca membantunya dalam penulisan.

“Saya suka novel ‘Negeri Di Ujung Tanduk’ terbaca dunia politik seperti apa. Sudah beri imajinasi tentang dunia politik. Paham seluk beluknya, walau tidak diceritakan secara utuh, tapi secara gambaran tahu dunia politik. Sedangkan novel ‘Matahari’ sudut pandangnya mudah dipahami. Semua seru tentang petualangannya,” ungkap Ibanez yang juga mengikuti Olimpiade Literasi Siswa Nasional tahun 2017 di bidang Debat Bahasa Indonesia.