Begini Syarat Jaringan 5G di Indonesia Optimal

Begini Syarat Jaringan 5G di Indonesia Optimal
Ilustrasi jaringan 5G/Pixabay.

MONITORDAY.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate menyebutkan dibutuhkan setidaknya spektrum sebesar 2047 MHz untuk menghadirkan jaringan 5G, sehingga penggelaran 5G di Indonesia dapat optimal.

Dalam proyeksi kebutuhan pengembangan 5G, Jhonny mengungkapkan sebesar spektrum 2047 MHz atau masih kekurangan 1310 MHz yang diperlukan sampai tahun 2024-2025. Maka dari itu, ujar dia, melakukan tata ulang frekuensi di semua level band adalah keniscayaan.

Saat ini dan ke depannya, Jhonny mengatakan pemerintah terus melakukan farming dan refarming spektrum untuk menjaga ketersediaan pita frekuensi yang memadai untuk pengembangan 5G.

Selain itu, Jhonny juga menegaskan bahwa frekuensi 2,3 GHz yang telah dilakukan lelang beberapa waktu lalu, tidak diidentifikasi sebagai 5G.

"Kita boleh bangun infrastruktur, betapapun juga kalau tidak tersedia spektrumnya enggak bisa itu 5G dilakukan. Saya mohon maaf dan saya harus luruskan, saya tidak tahu mulainya dari mana ini sampai 2,3 GHz ini diidentifikasi sebagai 5G," kata Johnny melalui siaran persnya yang diterima redaksi, Jumat (30/4/2021).

Meski demikian, Menkominfo mengatakan pihaknya telah melakukan lelang frekuensi 2,3 GHz. Hal tersebut untuk memastikan tersedianya atau memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi telekomunikasi, terutama guna melengkapi kebutuhan 4G dan mengawali initial showcase untuk 5G.

"Jangan sampai salah dan jangan dipenggal-penggal, dipotong-potong ini. Untuk itu, karena kita membutuhkan spektrum yang sangat banyak, kepada saya disampaikan saat ini kita menggunakan 737 MHz spektrum frekuensi untuk kebutuhan telekomunikasi nasional," jelas Jhonny.

"Ini jangan dicampuradukan dan ribut dengan 5G, apalagi 5G ini ada tingkatan dan aplikasi atau peruntukannya untuk komunikasi, data dan atau ke autonomos ya atau robotisasi. Itu di level spektrum yang berbeda-beda," sebutnya.

Sedangkan untuk layanan telekomunikasi biasa dan kecepatan yang tinggi, lanjut Jhonny, tingkatan latensi yang rendah berada di level-level tertentu.

Lalu, untuk kebutuhan robotic ada di frekuensi yang tinggi. Jhonny menyebutkan 5G tidak human-to machine tetapi komunikasinya bergerak dari machine-to-machine berada di level spektrum frekuensi dan aplikasi teknologi yang berbeda.

"Jelas dulu kita ini, nantinya pemanfaatan IoT yang menjadi luar biasa pentingnya. Ini, saya mohon saat kita komunikasikan ke publik, kita lakukan dengan baik agar masyarakat kita nanti mendapat informasi yang lengkap dan tepat," pungkasnya.