Beberapa Logistik yang Mendesak Diperlukan dalam Penanganan Bencana Tsunami Selat Sunda
Dalam membantu korban bencana tsunami yang terjadi di sekitar Selat Sunda, pada Sabtu (22/12) lalu, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menyebutkan ada beberapa kebutuhan logistik yang saat ini harus segera disalurkan. Logistik tersebut meliputi keperluan untuk penanganan maupun obat-obatan.

MONITORDAY.COM – Dalam membantu korban bencana tsunami yang terjadi di sekitar Selat Sunda, pada Sabtu (22/12) lalu, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menyebutkan ada beberapa kebutuhan logistik yang saat ini harus segera disalurkan. Logistik tersebut meliputi keperluan untuk penanganan maupun obat-obatan.
“Kebutuhan logistik para pengungsi yang terkini dibutuhkan adalah kantong mayat, obat-obatan, alat kesehatan, popok bayi dan dewasa, makanan siap saji, baju bayi, selimut dan tenda pengunsi,” kata kata koordinator lapangan BSMI, dr. Mangaraja Victor, dalam keterangan tertulis, Selasa (25/12).
Selain logistik, Victor juga menekankan perlunya tambahan dokter untuk menangani para korban. Terutama dokter spesialis bedah, maupun orthopedi.
“Selain dokter spesialis bedah dan orthopedi, para korban tsunami juga memerlukan dokter umum dan perawat untuk diperbantukan ke Puskesmas setempat dan RSUD,” ujar Victor.
Victor mengungapkan, tim relawan BSMI dalam hal ini telah membentuk tim rescue dan menerjunkan relawan di wilayah terdampak bencana tsunami. Selain itu, relawan yang berada di Posko Induk BSMI Banten, juga mendirikan Posko Induk di Kampung Tarogong, Desa Margasana, Pagelaran, Pandeglang, Banten.
“Tim medis BSMI sudah menerjunkan relawan dari berbagai wilayah untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana di Puskesmas Carita, Banten. Sementara tim assement melakukan penyusuran di kawasan terdampak bencana,” terangnya.
Untuk dikatahui, berdasarkan data BNPB hingga Senin (24/12) pukul 17.00, data korban jiwa terdampak bencana tsunami Selat Sunda tercatat sebanyak 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.
Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.