Awas Meski Jangan Terlalu Cemas. Menangkan Perang Lawan Omicron!

Awas Meski Jangan Terlalu Cemas. Menangkan Perang Lawan Omicron!
Menkes Budi Gunadi Sadikin/ net

MONITORDAY.COM - Siaga namun tak perlu terlalu cemas menghadapi COVID-19 dari virus varian Omicron yang diperkirakan lebih menular dibanding varian lain namun dengan tingkat rawat inap dan kematian yang lebih rendah. Tingkat penularan Omicron pada level 2,8 hingga 5 kali lipat dibanding varian Delta. Namun tingkat hospitalisasinya 30% - 40% saja dibanding varian Delta. 

Status di Pulau Jawa kini di level Awas. Pemerintah dan masyarakat harus kompak dalam menghadapi kemungkinan puncak Pandemi pada medio Februari hingga Maret 2022. Berbagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut harus disiapkan. Prosentase 30% bisa menjadi fatal bila dikalikan dengan jumlah pasien yang membludak. Rumah sakit tetap berpotensi mengalami ‘kelelahan” dalam menangani lonjakan kasus.  

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa Jakarta bakal menjadi "medan perang" pertama Indonesia melawan Covid-19 varian Omicron. Hal itu ia sampaikan dalam keterangan pers secara daring, Minggu (16/1/2022). Sekitar 90 persen transmisi lokal (varian Omicron) terjadi di Jakarta sehingga haris dipersiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik jika dalam beberapa waktu ke depan terjadi kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron melonjak secara cepat dan tinggi. Budi mengatakan, berdasarkan situasi di sejumlah negara lain, tingkat keparahan akibat varian Omicron terbukti rendah dibanding dengan Varian Delta.

"Bahwa hospitalisasi antara 30 persen sampai 40 dari hospitalisasi (varian) Delta, jadi walaupun kenaikan lebih cepat dan tinggi, tapi hospitalisasi lebih rendah," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Minggu (16/1).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa mayoritas pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala. Karenanya pasien konfirmasi Omicron tidak membutuhkan perawatan yang serius di RS.

Pasien hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah dengan diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah.

''Kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada delta, tetapi yang dirawat lebih sedikit. Sehingga strategi layanan dari Kemenkes dari yang sebelumnya ke RS sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke RS,'' tutur Menkes.

Untuk itu Kemenkes bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mempercepat proses kesembuhan. Platform tersebut yaitu Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.