Asian Games & Pencarian Sumber Daya Atlet Sejak Dini

Kecakapan dalam berolahraga dapat menjadi penilaian tersendiri dalam raport sekolah.

Asian Games & Pencarian Sumber Daya Atlet Sejak Dini
O2SN sebagai sarana mencari bibit atlet andal (ditpsmp)

MONDAYREVIEW.COM - Indonesia pernah mengalami “zaman perunggu” kala hanya berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Asian Games. Namun semuanya berubah pada tahun 1962 ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Indonesia mendulang 11 medali emas, 12 perak, dan 28 perunggu pada event Asian Games tahun 1962 sekaligus menempatkan sang tuan rumah sebagai juara 2.

Memori sejarah Asian Games tahun 1962 tersebut perlu untuk didedahkan ketika Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan olahraga terbesar di Asia pada tahun 2018. Jakarta dan Palembang akan menjadi kota tempat penyelenggaraan Asian Games tahun 2018. Tentu event Asian Games menjadi momentum bersejarah bagi prestise negeri ini di kancah internasional.

Untuk mencapai sukses di pesta olahraga multievent diperlukan kesinambungan pembinaan atlet. Salah satunya dengan membina atlet semenjak usia dini serta rekam jejak yang rapi. Dalam hal inilah peran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bisa menjadi sumber daya bagi atlet Indonesia.

“Bahwa sumber daya olahraga kita. Atlet-atlet kita, olahragawan-olahragawan kita sebagian besar terdiri dari para siswa. Oleh sebab itu kalau nanti kerjasama antara KONI dan Kemendikbud semakin intensif, saya berharap akan semakin banyak atlet dan olahragawan dari sekolah-sekolah akan memberi sumbangan yang berharga bagi kemajuan olahraga nasional kita,” ungkap Muhadjir Effendy pada upacara pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Gedung Serba Guna Sumatera Utara, Senin (4/9).

Menurut Mendikbud Muhadjir, kecakapan dalam berolahraga dapat menjadi penilaian tersendiri dalam raport sekolah. Dengan data dari raport tersebut maka portofolio kecakapan olahraga dari siswa akan terpantau sejak umur belia.

“Apalagi dengan program pendidikan karakter yang akan kita terapkan secara bertahap. Nanti setiap siswa akan mendapatkan dua raport. Raport akademik dan raport perkembangan kepribadian siswa. Raport perkembangan kepribadian siswa nantinya akan memuat kecakapan dalam olahraga dan berkesenian,” terang Mendikbud Muhadjir yang berharap di semester depan konsep dua raport dapat dilakukan secara bertahap.

“Saya berharap dengan terekamnya data tersebut dan dengan adanya talent scouting di sekolah, maka saya berharap bapak ketua KONI akan bisa terlacak, terpantau, bibit-bibit unggul di bidang olahraga, mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy.