Asal Mau Komitmen pada NKRI, PBNU Setuju Abu Bakar Baasyir Dibebaskan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setuju dengan rencana pemerintah membebaskan narapidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir. Dukungan ini karena pembebasan tersebut antara lain karena alasan kemanusiaan

MONITORDAY.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setuju dengan rencana pemerintah membebaskan narapidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir. Dukungan ini karena pembebasan tersebut antara lain karena alasan kemanusiaan.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, yang terpenting dari pembebasan tersebut, yang bersangkutan sebagai warga negara Indonenesia mau berkomitmen untuk setia kepada NKRI dan Pancasila.
“Yang bersangkutan harus punya komitmen, kami setuju beliau dibebaskan. Harus betul-betul punya komitmen setia kepada Pancasila dan NKRI, harus mau menandatangani pernyataan itu, siapapun yang hidup di sini harus seperti itu,” kata Said di Jakarta, Selasa (22/1).
Said yang juga Ketua Umum Lembaga Persaudaraan Ormas Islam (LPOI) ini mengatakan tidak ada pembahasan mengenai pembebasan Abu Bakar Ba'asyir dengan Presiden Jokowi. "Banyak sih pembahasan, tapi soal Abu Bakar Ba'asyir tidak dibahas," ucapnya.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga mendukung keputusan Presiden Jokowi membebaskan Abu Bakar Ba'asyir. Keputusan Jokowi itu dinilai sangat manusiawi, serta keputusan tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang dan hak presiden.
"Secara fisik, beliau kan tidak mungkin menjadi penggerak aksi dengan usianya yang sudah sangat lanjut, fisik sangat lemah, sehingga kalau presiden memberikan grasi atau pengampunan atau mungkin rehabilitasi saya kira itu sesuatu yang sangat manusiawi," ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Jum'at (18/1).
Terkait kekhawatiran timbulnya kembali aksi teror, Mu’ti meminta masyarakat tak perlu khawatir. Selain kondisinya yang sudah lemah, Ba'asyir sudah tak dikaitkan dengan kelompok teroris.
"Sekarang ini kan aksi yang disebut polisi sebagai aksi terorisme tidak berhubungan lagi dengan itu, sekarang ini kan polisi dalam beberapa kasus menyebut ini jaringan baru, yang tidak terikat dengan Majelis Mujahidin, Ansharut Tauhid," ungkapnya.
"Akhir-akhir kan kaitannya misalnya ISIS, nah Ustadz Abu ini kan tidak berkaitan dengan ISIS, ini jaringan lain. Menurut saya, tidak perlu terlalu khawatir kalau Ustadz Abu ini bebas kemudian akan menjadi inspirator atau menjadi penggerak dari aksi-aksi terorisme itu," tegas Mu'ti.