Anak Berkebutuhan Khusus Unjuk Keterampilan di Ajang FIKSI dan LKSN

"Kalian adalah insiprasi bagi kami untuk bersama maju membangun masa depan yang lebih baik,"

Anak Berkebutuhan Khusus Unjuk Keterampilan di Ajang FIKSI dan LKSN
Pembukaan FIKSI dan LKSN

MONDAYREVIEW.COM - Dalam rangka menumbuh kembangkan potensi, bakat dan keterampilan anak berkebutuhan khusus, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (Ditp-PKLK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar dua kegiatan. Yaitu Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) dan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2017.

Acara ini diikuti oleh 826 peserta dari siswa sekolah luar biasa (SLB) dari 34 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini berpusat di dua lokasi. Untuk FISKSI di Museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua Jakarta. Sementara untuk LKSN di Novotel Mangga Dua Square Hotel, Jakarta.

Dua kegiatan tersebut dibuka secara bersamaan pada Jumat (28/7) di Novotel Mangga Dua Square Hotel, Jakarta. Dan dibuka langsung oleh Direktur Pembinaan PKLK, Ir. Sri Renani Pantjastuti, MPA serta didampingi oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pariwisata DKI Jakarta dan Museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua, Jakarta.

Acara ini berlangsung meriah dengan penampilan terbaik oleh anak berkebutuhan khusus. Seperti Ismail Ula, penyandang low vision yang memiliki suara emas dan kemahirannya bermain piano, penampilan tari Sim-Sim oleh Jeri Prastiti, anak penyandang tuna rungu dari SLB Negeri 1 Jakarta. Acara berlangsung semakin meriah dengan penampilan suara emas Zizi penyandang tuna netra dari SLB Negeri 1 Jakarta.

Dalam sambutannya, Direktur Pembinaan PKLK, Ir. Sri Renani Pantjastuti, MPA mengungkapkan digelarnya dua kegiatan  ini merupakan salah satu cara untuk membuktikan bahwa Direktorat PKLK telah melakukan peningkatan akses dan pemerataan mutu pendidikan.  Sehingga anak-anak berkebutuhan khusus mampu menunjukan keterampilan yang mereka miliki jika potensi mereka terus digali dan didorong oleh semua pihak, termasuk dunia pendidikan.

“Mereka anak berkebutuhan khusus sebetulnya anak berkemampuan khusus atau anak Istimewa,” tegasnya.

Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan anak berkebutuhan khusus akan menjadi generasi yang mandiri. Sehingga dimasa depan kehadirian mereka bisa memberikan manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

“Acara ini ingin mencetak anak bangsa yang memiliki keterampilan dan mampu membuka lapangan kerja bagi yang lain,” jelasnya.

Sri Renani mengungkapkan bahwa kegiatan ini  memiliki tujuan tidak hanya mencetak anak yang cerdas. Tapi ingin mencetak generasi yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur yang ditandai dengan tekad yang kuat, pikiran positif dan sikap yang optimis. Serta memiliki rasa persaudaran dalam bingkai persatuan dan kesaatuan yang kokoh.

“Dengan modal ini mereka akan memiliki kemandirian dan daya saing. Sehingga Indonesia kelak akan menjadi negara yang maju, bermartabat dan sejahtera,” ujarnya.

Selain itu, dia menjelaskan melalui kegiatan ini akan menjadi ajang promosi karya yang telah mereka buat.  Sehingga kita bisa menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki kompetensi.

“Di ajang ini mereka juga dilatih tidak hanya menjadi pekerja. Tapi mereka juga membuka lapangan kerja sendiri. Sehingga kelak mereka akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Dan dia pun berharap agar kegiatan LKSN dan FIKSI akan berlangsung terus ditahun-tahun yang akan datang. Pasalnya ini merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencetak generasi yang memiliki kompetensi dan cinta kepada bangsa dan negara. Serta mampu berkompetisi di era global.

Pada kesempatan yang sama Sementara itu Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Bowo Irianto saat menyambaikan sambutannya mewakili Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta pada Pembukaan FIKSI dan LKSN mengungkapkan bahwa Provinsi DKI Jakarta merasa bangga menjadi tuan rumah ajang ini. Dengan hadirnya duta-duta terbaik anak berkebutuhan khusus pada ajang ini mampu memberikan motivasi dan insipirasi bagi pendidik dan peserta didik untuk selalu menggali potensi dan menumbuh kembangkan bakat dan keterampilan.

“Terimkasih kepada Kemendikbud yang telah menunjuk Provinsi DKI Jakarta sebagai tuan rumah kegiatan ini,” kata Bowo.

Bowo mengungkapkan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan sarana dan fasilitas untuk kegiatan ini. Dengan menyiapkan lokasi stand untuk Festival Kewirausahaan di Museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua. Sementara untuk lomba keterampilan telah menyipkan lokasi di Novotel dan beberapa SMK di Jakarta. “Beberapa SMK Negeri  disiapkan untuk lomba membantik,  kriya kayu, kecantikan, tata busana dan tata boga,” imbuhnya.

Menurutnya kegiatan ini juga menjadi tolak ukur bagi Pemda DKI Jakarta khsusnya Dinas Pendidikan sudah sejauh mana program pendidikan yang diprogramkan memilki efektivitas yang baik. “Kehadiran tim dari seluruh Indonesia juga mendorong kami menjadi tuan rumah yang baik, ramah, simpatik dan siap melayani,” jelasnya.

Selain itu, ia berharap dengan dihelatnya FIKSI dan LKSN diharapkan semua siswa mampu menunjukan bakat dan krativitas terbaiknya. Serta menjujung tinggi sportivitas yang tinggi.

Baginya anak-anak berkebutuhan khsusus memiliki potensi. Sehingga ia meminta agar anak berkebutuhan khusus lainnya harus memiliki semangat dan pantang menyerah dengan segala kekhususannya.

“Kalian adalah insiprasi bagi kami untuk bersama maju membangun masa depan yang lebih baik. Tunjukan kepada bangsa ini bahwa peserta didik berkebutuhan khsusus mampu berpartisipasi membangun negeri dengan prestasi yang membanggakan,” tutupnya.