Alexander Kapisa: Seni dan Budaya Modal Penting Percepatan Pembangunan Papua
Seni dan budaya merupakan modal terbesar dalam pembangunan daerah.

MONDAYREVIEW.COM - Seni dan budaya merupakan modal terbesar dalam pembangunan daerah. Modal besar harus digerakan seoptimal mungkin sehingga mampu mendatangkan berkah bagi masyarakat.
Demikian disampikan Kepala Kantor Badan Penghubung Provinsi Papua di Jakarta, Alexander Kapisa dalam diskusi yang mengusung tema “Konsultasi dan Konsolidasi Pemerintah Provinsi Papua dengan Komunitas Pemerhati Papua” di kawasan Cikini, Jakarta Pusa, Selasa (31/10).
Selain Alexander, diskusi ini juga memperhatikan narasumber yang mengerti seni budaya Papua. Antara lain Mantan Anggota Majelis Rakyat Pupua (MRP) Wiliam Salaki dan Seniman Papua, Frans Rumbino.
Alexander mengungkapkan untuk mempercepat pembangunan Provinsi Papua harus melibatkan berbagai stakeholdes termasuk para pelaku seni dan pemerhati budaya Papua. Dengan melibatkan semua pihak maka Papua akan segera bangkit.
“Peran dari tokoh-tokoh masyarakat, agama, dan tentunya pelaku seni memberikan kontribusi yang sangat positif dalam proses pembangunan di Provinsi Papua. Tanpa peran aktif, kerjasama dan sinergi positif yang terbangun selama ini antara berbagai stakeholders tersebut dengan pemerintah tentunya akan sengat berat mewujudkan apa yang selama ini didambakan yaitu Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera,” paparnya.
Sebagai daerah yang sangat dikenal dengan beraneka ragam seni, kerajinan tangan, tari-tarian etnik dan kegiatan-kegiatan spritual lainnya, maka peran pelaku seni dan pemerhati budaya sangat strategis dalam mempromosikan budaya Papua, baik di dalam negeri maupun ke mancanegara.
Alexander menjelaskan bahwa di Provinsi Papua memiliki 5 kawasan adat, antrara lain Saireri, Mamta, Meepago, Lapago dan Animha. Kelima kawasan adat tersebut masing-masing memiliki kakayaan seni budaya. Dan masing-masing masyarakatnya memiliki karakteristik yang berbeda. Maka itu harus ada pola pembangunan yang melihat karifan lokal mereka. “Dengan pola pendekatan pembangunan lima wilayah adat, maka fokus pembangunan di berbagai sektor dapat menjadi lebih baik, termasuk memunculkan potensi seni dan budaya masing-masing wilayah adat tersebut,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Wiliam Saliki mengungkapkan dengan adanya badan penghubung ini yang memiliki komitmen yang kuat untuk menggerakan seni budaya Papua merupakan sebuah revolusi besar. Sehingga Seni Budaya Papua kedepan akan menjadi kekuatan yang besar untuk mempercepat pembangunan di bumi timur Indonesia ini.
“Seni Budaya Papua sangat kaya. Jika ini digerakan maka pembanguanan Papua akan bergerak lebih cepat. Sehingga kesejahteraan rakyat segara terwujud,” katanya.
Lebih lanjut Ia berharap kepada pemerintah untuk ikut memberikan kontribusi untuk memajukan seni budaya Papua. Sehingga percepatan pembangunan di Papua akan segara terwujud. “Kami sebagai pemerhati seni budaya Papua berharap kepada pemerintah pusat dan daerah memberikan kontribusi yang nyata,” harapnya.
Sementara itu Frans Rumbino mengatakan bahwa rumah besar yang digagas oleh Badan Penghubung Provinsi Papua di Jakarta harus melakukan terobosan-terobosan untuk memperkenalkan dan memajukan budaya seni Papua. “Ini sangat penting. Sehingga seni budaya Papua akan semakin dikenal masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia,” katanya.
Maka itu, pemerintah dan berbagai stakeholders harus bergandeng tangan membangun Papua melalui budaya dan seni. Sebab tanpa budaya dan seni Papua bukanlah apa-apa. “Seni budaya adalah identitas. Dengan memajukan budaya dan seni berarti memajukan peradaban masyarakat itu sendiri,” tegasnya.