Aktivitas Ekonomi China Kembali Normal, Dubes RI: Stimulus Ekonomi Mereka Benar-benar Dipenuhi
Keberhasilan China mengembalikan aktivitas ekonominya ke posisi normal tak lepas dari peran pemerintah yang benar-benar memberikan stimulus ekonomi bagi warganya.

MONITORDAY.COM - Di saat pandemi Covid-19 masih bergeliat dan berdampak sistemik pada sektor ekonomi di negara belahan dunia, aktivitas-aktivitas ekonomi China justru sudah kembali berjalan normal. Hal ini diungkapkan Duta Besar (Dubes) RI untuk China, Djauhari Oratmangun dalam diskusi yang digelar Kopi Pahit bertema "Paket Stimulus Ekonomi di Masa Krisis Pandemi, Selasa (19/05/20).
Menurutnya, keberhasilan China mengembalikan aktivitas ekonominya ke posisi normal tak lepas dari peran pemerintah yang benar-benar memberikan stimulus ekonomi bagi warganya. Aktivitas ekonomi tersebut dikatakan Djauhari dimulai dari kondisi ekonomi Tiongkok untuk triwulan pertama terkontraksi 6,8 persen. FDI turun 10,8 persen, untuk triwulan pertama jumlahnya 31,2 milliar. ODI Triwulan pertama 24,25 milliyar turun sektiar 10 persen. Volume perdagangan ke seluruh dunia juga menurun 6,4 persen.
"Sejak akhir Februari lalu semua sentra ekonomi sudah diintruksikan supaya mulai berprodiuksi, jadi perediksi sekarang mudah-mudahan triwulan kedua sudah mengarah ke positif," ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, ada beberapa kebijakan strategis yang diterapkan China sehingga sukses menjalankan kembali sektor ekonominya. Sebut saja misalnya di sektor moneter, ada kebijakan moneter dari Bank Central China. Kemudian, adanya kebijakan membebaskan jalan tol, hingga menerapkan pemotongan biro wajib minimum dengan dana 1,75 triliun.
Untuk UMKM sendiri pemerintah Tiongkok memberikan prioritas, lalu memberikan insentif terhadap bank-bank besar milik negara, penangguahan bunga pinjaman, meningkatkan dukungan untuk produksi pertanian musim semi maupun pengembangan perternakan, lalu bebas sewa selama 2 bulan.
"Jadi cukup banyak yang dilakukan pemerintah China pada pelaku ekonomi di negerinya. Jadi cukup signifikan. " tandas Djauhari.