Aktivis 98 ini Ingin Jokowi dan Anies Bertemu Bahas Covid-19

Kuncinnya ada di pak Jokowi & pak Anies. Andai keduanya bertemu membahas cara pengendalian pandemi secara terpadu, banyak hal yang bisa dilakukan, banyak hal yang terselamatkan.

Aktivis 98 ini Ingin Jokowi dan Anies Bertemu Bahas Covid-19
Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (foto/net).

MONITORDAY.COM - Mantan aktivis mahasiswa 98 Danial F lolo meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gunernur DKI Jakarta Anies Baswedan dapat bertemu untuk membahas langkah-langkah penanganan virus corona (Covid-19).

Hal ini dikatakan mengingat pandemi ini semakin mewabah di Indonesia dan diprediksi April-Mei adalah puncak penyebarannya. Kemudian juga karena Jakarta merupakan pusat penyebaran virus, sehingga diperlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

"Saya heran kenapa pak Jokowi dan pak Anies belum pernah bertemu membahas langkah-langkah terpadu mengatasi pandemi ini. Selain sebagai ibukota negara, jumlah potensial terbesar pemudik itu masih dari jakarta. Bersatulah untuk kemanusiaan," ujar Daniel, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/4).

Daniel mengingatkan, bahwa Covid-19 merupakan siklus besar sejarah. Dunia saat ini tengah berperang melawannya. Sehingga para pemimpin pun saat ini tengah melaksanakan tugas sejarah.

"Coba anda renungkan bagaimana kegetiran para tenga medis menghadapi ini, coba ada rasakan bagaimana orang sulit mencari rejeki untuk makan dan kebutuhan hidup lainya karena dampak wabah ini. Merenung lah dan segerahlah bertemu," ungkapnya.

Ia menegaskan, jangan sampai di masa-masa sulit seperti ini masih ada pihak yang mengedepankan sentimen politik. Sementara masyarakat diminta agar kompak melawan Covid-19 dengan selalu menjaga jarak, dan melakukan seluruh akivitas di rumah.

Daniel menambahkan, berdasarkan data, Jakarta adalah provinsi dengan kasus terbanyak covid19. Dalam banyak riset dikatakan pembatasan sosial adalah cara yang paling efektif menekan pandemi.

Himbauan atau bahkan larangan tegas terhadap arus mudik lebaran menurut dia harus dilakukan untuk menyelamatkan desa dari pandemi, untuk menyelamatkan kota dari krisis pangan.

"Melarang orang mudik itu artinya menjaga Desa dari pandemi. Desa harus tetap aman, agar warga bisa terus berproduksi menjaga ketahanan pangan," tuturnya.

Karena itu, menurut Daniel, saat ini masih ada waktu untuk keduanya duduk bersama untuk membicarakan hal-hal tersebut. Ia mengatakan, Pandemi hanya akan teratasi jika ada keseriusan negara dan pemerintah, persatuan elite politik dan kedisiplinan warga negara.

"Kuncinnya ada di pak Jokowi & pak Anies. Andai keduanya bertemu membahas cara pengendalian pandemi secara terpadu, banyak hal yang bisa dilakukan, banyak hal yang terselamatkan. Hanya kemungkinan para Buzzer yang kehilangan pekerjaan," tutupnya.