Ahli Psikologi Politik: Penataan Diri Dibutuhkan Setiap Individu Untuk Hadapi Corona
Penataan diri penting dilakukan agar terciptanya ketangguhan di berbagai aspek. Hal tersebut merupakan syarat agar masyarakat dapat menghadapu pandemi ini.

MONITORDAY.COM - Ahli Psikologi Politik Prof. Hamdi Muluk menyampaikan bahwa tingkat penataan diri dibutuhkan setiap individu dalam menghadapi kondisi krisis akibar pandemi. Hal ini dinilai penting dilakukan agar terciptanya ketangguhan di berbagai aspek.
"Penataan diri seperti hati, emosi, pikiran dan perilaku perlu dilakukan semaksimal mungkin. Ini untuk membentuk ketangguhan di tengah pandemi Covid-19," ujarnya, dikutip dari laman BNPB, Senin (11/5).
Menurut Hamdi, pandemi Corona yang muncul di berbagai aspek kehidupan perlu disikapi dengan ketangguhan masyarakat secara kolekif. "Tangguh secara ekonomi, tangguh secara fisik, tangguh secara sosial, tangguh secara spiritual," tuturnya.
Ia mencontohkan tangguh secara ekonomi dengan mengoptimalkan solidaritas dengan membantu sesama.
Hamdi menyampaikan bahwa pada kondisi seperti sekarang ini yang menjadi titik tumpu adalah manusia. Aspek kesejahteraan psikologi atau psychological well-being menjadi penting. Di sisi lain, ia menekankan untuk tidak menghindari aspek yang tidak kondusif dan berpengaruh terhadap psikologi.
“Menyebarkan hoaks, rumor, mengajak orang tidak patuh terhadap pemerintah, melanggar protokol kesehatan,” katanya mencontohkan tindakan tidak kondusif.
Sementara itu, ia menekankan pada perilaku konsisten dan berkelanjutan pada penataan diri. Di samping itu, masyarakat juga perlu membangun sikap disiplin dan tidak egois. Percepatan penanganan COVID – 19 membutuhkan upaya kolektif masyarakat sebagai bagian dari pentaheliks penannggulangan bencana di tanah air.
“Ini tugas bersama, setiap orang punya tanggung jawab. Memperbesar empati dan solidaritas,” ucapnya.
Perilaku tangguh yang dibangun masyarakat ini mendukung kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID – 19 baik di pusat dan daerah.
Hamdi mencontohkan perilaku masyarakat yang mendukung kebijakan pemerintah, seperti pada aspek higienis, patuh protokol kesehatan, maupun pembatasan fisik.