Para Guru dan Orang Tua Harus Perhatikan 7 Hal ini dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberikan tujuh tips untuk para pendidik serta orang tua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.

Para Guru dan Orang Tua Harus Perhatikan 7 Hal ini dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah
Ilustrasi foto/net

MONITORDAY.COM - Diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai dampak dari sebaran virus corona jenis baru (Covid-19), mengharuskan para orang tua maupun guru harus berperan aktif agar pelaksanaan sistem pembelajaran dapat efektif. Termasuk juga pentingnya pengetahuan mereka tentang penggunaan teknologi dalam pelaksanaan PJJ.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam hal ini memberikan tujuh tips untuk para pendidik serta orang tua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.

Hal tersebut diungkapkan oleh Mendikbud dalam program Belajar dari Covid-19 pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2020, seperti ditanyangkan oleh Youtube Kemendikbud RI.

Tips pertama adalah hindari stres. Menurut Nadiem, tidak usah khawatar jika di awal mengalami kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut dinilai wajar karena masih pada masa adaptasi.

"Tetapi yakini bahwa cara terbaik untuk belajar suatu hal baru adalah keluar dari zona nyaman tersebut. Itu satu-satunya cara untuk memperbaiki diri," ujarnya, seperti dikutip Senin (11/5).

Kemudian tips kedua, Mendikbud menyarankan para guru membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil. Menurutnya hal ini penting mengingat kompetensi setiap peserta didik berbeda-beda.

"Tidak semua murid punya level kompetensi yang sama, yang unggul di satu bidang belum tentu unggul di bidang yang lain. Cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama," ujarnya.

Tips yang ketiga, Mendikbud menyarankan agar para guru dapat mencoba project based learning. Belajar dari rumah bukan berarti harus belajar sendiri. Ajak murid untuk belajar berkolaborasi dengan teman-temannya di dalam suatu grup.

"Ini melatih empati mereka dan juga kemampuan mereka untuk mendorong satu sama lain. Dan secara otomatis, azas gotong royong mereka terbentuk," ujarnya.

"Tidak akan langsung lancar, tetapi harus mulai dicoba. Jangan meremehkan kemampuan anak untuk mengatur dirinya jika mereka saling tergantung dengan murid lainnya," tambah dia.

Tips keempat, adalah mengalokasikan lebih banyak waktu bagi yang tertinggal. Momen belajar dari rumah merupakan kesempatan untuk memberikan fokus yang lebih banyak kepada murid-murid yang tertinggal dalam pembelajaran saat di kelas.

"Sehingga mereka bisa lebih percaya diri ketika mereka bergabung lagi di kelas saat Covid-19 ini berakhir sehingga bisa mengejar dalam waktu ini,” tutur Mendikbud.

“Momen belajar dari rumah ini mungkin menjadi waktu yang tepat bagi orang tua untuk lebih memahami dan membantu tantangan belajar anak-anak mereka,” imbuh Nadiem.

Tips kelima dari Mendikbud adalah fokus kepada yang terpenting. Karena pembelajaran di masa darurat ini tidak ada keharusan untuk mengejar ketuntasan kurikulum, maka inilah saat yang tepat untuk bereksperimen dengan alokasi waktu.

"Daripada kejar tayang semua topik, mungkin ini kesempatan emas untuk menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid-murid untuk bisa sukses di mata pelajaran apapun. Contohnya seperti di literasi, numerasi, dan pendidikan karakter," jelasnya.

Tips Keenam dari Mendikbud adalah jangan enggan saling berbagi informasi antarsesama guru. Menurut dia, sama dengan murid, kemampuan guru juga berbeda-beda. Ada guru yang lebih cepat beradaptasi dengan teknologi, tetapi ada juga guru yang lebih lambat. “Ini akan meningkatkan semangat guru," ujarnya.

Sementara tips ketujuh, Mendikbud mengatakan kondisi krisis ini memang tidak mudah. Namun, ia mengingatkan agar guru tetap menjalankan perannya sebagai pendidik dengan hati yang senang. Mengajar memang tidak mudah, tapi tidak harus membosankan.

"Walaupun kita dalam krisis, ini saatnya kita mencoba hal-hal yang dari dulu mungkin kita masih ragu, tapi di dalam hati kita merasa bahwa ini yang terbaik untuk para murid kita. Maka inilah saat kita mendengarkan insting kita sebagai guru dan orang tua dan bukan mengikuti proses seadanya," tutur Mendikbud.

"Seperti murid, inilah saatnya guru dan orang tua berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya," tandasnya.