AGI: Produksi Dalam Negeri Belum Penuhi Kebutuhan Gula Nasional

AGI: Produksi Dalam Negeri Belum Penuhi Kebutuhan Gula Nasional
Ilustrasi batangan tebu yang dibawa ke pabrik gula. (kontan.co.id)

MONITORDAY.COM - Asosiasi Gula Indonesia (AGI) sebut produksi gula dalam negeri belum bisa penuhi kebutuhan gula nasional. Menurut Penasehat AGI Yadi Yusriadi saat ini kebutuhan gula nasional sekitar 5,8 juta ton, sedangkan dalam negeri baru bisa memenuhi kebutuhannya sekitar 2,2 juta ton.

Namun AGI melihat upaya dari pemerintah untuk mengurangi impor dan memperluas pengembangan areal kebun tebu membuat peluang bisnis gula masih besar. Yadi mengungkapkan tantangan bisnis gula khususnya di Jawa yang biasa ditemui adalah jumlah areal tebu menyempit, tetapi kapasitas pabrik meningkat. Adapun beberapa pabrik gula baru tidak disertai pengembangan areal baru.

Yadi juga mengatakan bahwa pengusaha gula sudah bersiap untuk melakukan revitalisasi pabrik gula guna meningkatkan produksi. Revitalisasi pabrik gula adalah upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja pabrik dengan banyak upaya, antara lain meningkatkan mutu gula, efisiensi pabrik, peningkatan kapasitas, dan modernisasi peralatan/otomatisasi.

"Hampir semua pabrik gula eksisting melakukan hal ini, ada yang (revitalisasi) skala atau sebagian kecil dan ada yang (revitalisasi) hampir total atau keseluruhan, seperti contohnya pabrik gula Asembagus Jawa Timur," kata dia kepada media. 

Ketua Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat menambahkan saat ini kalau melihat angka impor gula masih cukup besar utamanya untuk industri makanan minuman sehingga peluang bisnis gula di dalam negeri masih cukup besar.

"Adapun supaya industri gula bisa bersaing dengan gula impor, harus ada kebijakan terintegrasi dari para pengambil keputusan untuk penanganan gula nasional," jelasnya saat dihubungi terpisah.