Adu Elektabilitas Golkar-PDIP

.

Adu Elektabilitas Golkar-PDIP
ilustrasi foto

MONDAYREVIEW, Jakarta -- Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan, Golkar dan PDI-P memiliki suara dukungan tertinggi. Berada di posisi atas, elektabilitas  PDI-P sebesar 22.2 persen. Golkar meraup dukungan publik sebesar 15.5 persen.

Peneliti LSI Denny JA Rully Akbar memaparkan, dibanding survei LSI Denny JA sebelumnya, elektabilitas Golkar mengalami tren kenaikan. Pada Agustus 2017, elektabilitas Golkar 11.6 persen, berada di bawah PDI-P dan Gerindra. Elektabilitasnya naik pada Desember 2017 (13.8 persen) dan Januari (15.5 persen).

Sementara PDI-P menurun, pada Agustus 2017 elektabilitas PDIP berada diangka 28.3 persen. Berturut-turut, elektabilitas PDI-P anjlok menjadi 22.7 persen dan 22.2 persen pada Desember 2017 dan Januari 2018.

Rully menjelaskan, ada tiga alasan yang membuat elektabilitas Golkar melesat. Pertama, kembalinya suara pendukung Golkar yang sebelumnya sempat bermigrasi ke partai lain, terutama PDI-P.

Kedua, naiknya Airlangga Hartarto ke pucuk Pimpinan. Airlangga yang dikesankan bersih dan berintegritas dinilai mampu membangun citra Golkar yang sebelumnya terjerat kasus Kourpsi KTP-Elektronik.

Ketiga, program yang dikampanyekan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga disukai pemilih. Tiga Program tersebut rata-rata menarik 80 persen tingkat kesukaan pemilih, terutama wong cilik. Tiga program tersebut yakni Harga Sembako Terjangkau, Lapangan Kerja, dan Rumah Terjangkau.

“Golkar berpotensi menjadi pesaing utama PDI-P di 2019. Namun, kondisi ini tergantung keaktifan Arilangga membersihkan dan membentuk citra partai yang disukai rakyat dan fokus pada program yang memiliki daya tarik elektoral,” tutur Rully di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2018).

Airlangga Juru Kunci Elektabilitas

Isu rangkap jabatan yang terus menerpa Airlangga dinilai tak memiliki banyak pengaruh. Rully menyebut isu itu hanya beruputar-putar di kalangan elit, sementara mayoritas pemilih Golkar adalah kalangan wong cilik.

“Kasus korupsi saya rasa lebih kuat menghancurkan elektabilitas Golkar daripada rangkap jabatan. Rangkap jabatan lebih dinikmati kalangan menengah ke atas,” tutur Rully.

LSI menilai, Golkar Baru di bawah kepemimpinan Airlangga yang jadi Menteri Perindustiran adalah faktor utama sementara yangmembuat elektabilitas Golkar naik. Sosok Airlangga dinilai mampu mengembalikan suara pemilih yang sempat terserap ke PDI-P.

Airlangga sebagai Ketum Golkar dianggap sosok darah baru politik nasional. Lewat Airlangga, Golkar bisa meraup untung menaikan elektabilitasnya dengan mengasosisasikan kinerja Jokowi. Namun, dalam hal ini Golkar harus rela berbagi dengan PDI-P.

Gebrakan lainnya adalah masuknya Idrus Marham ke Kabinet saat menjabat sebagai Sekjen Golkar. Sementara partai lain yang memberikan dukungan paling awal seperti Nasdem, Hanura, PKB malah kecolongan.

“PAN juga pemain baru yang menyebrang (berkolisi dengan kubu pemerintah) belum berhasil mengasosisasikan kinerja Jokowi dan mengalihkannya ke elektabilitas PAN itu sendiri,” imbuh Rully.