Ada Enam Tokoh Diduga Dalang Kerusuhan 22 Mei

Dalam aksi 22 Mei di kantor Bawaslu, setidaknya dalam dua hari kelopisian telah menangkap ratusan massa aksi yang diduga sebagai provokator. Polisi mendapati mereka adalah massa bayaran dengan mendapat upah Rp300 ribu per hari.

Ada Enam Tokoh Diduga Dalang Kerusuhan 22 Mei
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane.

MONITORDAY.COM - Dalam aksi 21-22 Mei di kantor Bawaslu, setidaknya dalam dua hari itu kepolisian telah menangkap ratusan massa aksi yang diduga sebagai provokator. Polisi mendapati mereka adalah massa bayaran dengan mendapat upah Rp300 ribu per hari.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menyebut ada 6 orang yang diduga sebagai dalang kerusuhan aksi yang digelar dalam rangka memprotes pengumunan hasil Pemilu itu. 

"Yakni terdiri dari dua perwira tinggi purnawirawan, dua perwira menengah purnawirawan, satu tokoh preman, dan satu anak kiyai ternama," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/5). 

Meski sudah mengantongi enam orang terduga aktor intelektual kerusuhan, akan tetapi Neta tak merinci identitas pelaku. Ia hanya mengungkapkan, bahwa keenam aktor intelektual tersebut melancarkan aksinya menggunakan salah satu ormas kepemudaan. Mereka disebut sengaja mengatur aksi dengan memprovokasi agar terjadi kerusuhan. 

"Mereka inilah yang memprovokasi massa demonstran pendukung capres 02 dari daerah hingga terlibat dalam kerusuhan dan bersikap anarkis terhadap aparat keamanan,” tuturnya. 

Dalam hal ini, Neta mendesak kepolisian agar secepatnya menciduk mereka agar tidak melarikan diri atau berulah kembali membuat kerusuhan baru.

“Polri harus segera menangkap dalang dan penyandang dana kerusuhan itu, apalagi Menko Polhukam Wiranto mengatakan, sudah mengetahui dalang kerusuhan itu,” tegasnya. 

Menurut dia, Polri dalam hal ini harus bertindak cepat menangkap hingga memprosesnya secara hukum ke pengadilan. Serta Polisi juga diimbau tak perlu takut, karena rakyat dinilainya mendukung penuh langkah ini. 

"Jajaran kepolisian tak perlu takut untuk mengungkap keenam nama dalang kerusuhan tersebut. Rakyat akan mendukung penuh kinerja jajaran kepolisian untuk mengungkap kasus kerusuhan," tutur Neta.

Lebih lanjut, Neta meminta agar Polri melindungi warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP) yang nyata-nyata menjadi korban akibat ulah demonstran pendukung capres 02 yang membuat kerusuhan tersebut.

"Selain tempat usahanya dirusak, selama beberapa hari mereka tidak bisa melakukan aktivitas usaha dan mereka dilanda trauma," tuturnya. 

Kepada para elit politik, Neta juga meminta agar tidak hanya fokus memperhatikan demonstran yang luka, tapi mereka juga harus peduli masyarakat sekitar yang menjadi korban ulah para demonstran yang anarkis, terutama terhadap para pedagang kecil yang tempat usahanya rusak dan dijarah massa hingga mereka kehilangan mata pencaharian.