7 Tahapan Mempelajari Al-Quran

7 Tahapan Mempelajari Al-Quran
freepik.com

MONITORDAY.COM - Seseorang berkata, “Siapa yang bersentuhan dengan Al-Quran, sudah pasti ia akan dimuliakan.” Allah mentransfer ayat demi ayat Al-Quran melalui malaikat Jibril, kemudian dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Diturunkan pada bulan Ramadhan di Mekkah dan diwariskan kepada Umat Islam. Bukankah semua yang terkoneksi dengan Al-Quran dimuliakan?

Malaikat Jibril dimuliakan Allah dengan gelar khusus, Ruh Al Amin, Ruh Al Quddus, serta Ar-Ruh Amin. Jibril bahkan menduduki tempat yang tinggi, yakni di ‘Arsy tepat di sisi Allah SWT. Allah juga menobatkan Nabi Muhammad SAW sebagai khotimul anbiya, penutup para nabi. Beliau diberi mandat mulia untuk menyempurnakan Akhlak manusia.

Pun Ramadhan, ia adalah bulan yang diberkahi, di dalamnya pahala dilipatgandakan. Adapun Mekkah menjadi kota yang mulia, dimana menjadi pusat cahaya terang di muka bumi. Dan kita, umat islam dimuliakan Allah sebagai sebaik-baiknya umat.

Itulah pengaruh dari mulianya Al-Quran. Sedikit pun tidak pernah rugi orang yang bersentuhan dengan Al-Quran. Diantara kebaikan paling terbaik adalah Al-Quran. Karena apa? Al-Quran itu yaa Allah sendiri. Siapa saja yang membaca Al-Quran, sama saja ia sedang berdialog dengan Allah SWT.

Dan untuk menyempurnakan proses dialog kita dengan Allah, wajiblah bagi kita mempelajari Al-Quran SWT. Selain sujud, tanda kedekatan seorang hamba dengan Allah adalah dengan belajar Al-Quran. Semakin dalam mempelajari Al-Quran, semakin kenal pula dengan Sang Pencipta.

Ada 7 tahapan dalam mempelajari Al-Quran:

1. Mendengar

Al-Quran merupakan salah satu bahasa Allah kepada hamba-Nya. Layaknya bahasa lain, sebelum kita bisa mengucapkan dan membaca kosakata, tentu hal yang pertama kita lakukan adalah mendengarnya dari orang lain.

Coba kita ingat lagi, pertama kali Al-Quran diturunkan kan diperdengarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di keheningan malam, ditemani suara alam, Nabi SAW mendengar Jibril membacakan, “Iqra’!”. Sebelum akhirnya Nabi mampu mengikuti Jibril.

2. Membaca

Setelah didengarkan, kita harus bisa membacanya. Ada banyak keutamaan saat membaca Al-Quran, selain mendapat pahala, secara tidak langsung kita juga belajar bahasa arab.

Keutamaan membaca Al-Quran tercantum dalam hadis riwayat Tirmidzi. "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka dia akan mendapatkan satu kebaikan sedangkan satu kebaikan itu (bernilai) sepuluh kali lipatnya, aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim‘ sebagai satu huruf, akan tetapi ‘Alif sebagai satu huruf, ‘Laam‘ sebagai satu huruf dan ‘miim‘ sebagai satu huruf."

3. Menerjemahkan

Al-Quran yang turun dalam bahasa Arab mungkin sudah dimengerti oleh muslim arab sendiri. Sedangkan bagi muslim non arab, Al-Quran harus diterjemahkan agar bisa dipahami isinya. Kalau orang sunda bilang, jangan seperti monyet ngagugulung kalapa (monyet mengguling-gulingkan kelapa). Sampai kapanpun jika Al-Quran hanya dibaca ‘arabnya’ secara bolak-balik, kita tak akan pernah mengerti apa isinya.

4. Memahami

Tahapan yang keempat yaitu memahami. Ini tujuan utama Al-Quran. Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk, pedoman, pelajaran dan kabar. Dibaca saja tidak cukup, tapi harus dipahami. Kandungan Al-Quran tidak hanya berbicara tentang kehidupan nabi, lebih luas dari itu, Al-Quran berbicara seluruh kehidupan, dari kehidupan makhluk yang terkecil, nyamuk sampai kehidupan mendatang, akhirat.

Harus lewat apa kita mengenal Tuhan, kalau bukan lewat Al-Quran? Nabi sudah tidak ada. Hanya Al-Quran lah satu-satunya pegangan kehidupan kita.

“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shad : 29).

“Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

5. Mengamalkan

Al-Quran bukan ilmu yang hanya dipelajari lalu dilupakan. Ilmu diibaratkan pohon dan amal adalah buahnya. Tidak utuh suatu pohon kecuali ada buahnya. Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya Al-Muwafaqat, berkata: “Semua ilmu yang tidak membuahkan amal maka tidak dalam syariat satu dalil pun yang menunjukkan akan baiknya ilmu tersebut.”

Ciri bermanfaatnya ilmu adalah dengan diamalkan, dikerjakan. Maka haruslah kita menginternalisasi Al-Quran menjadi akhlak kita. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang dijuluki manusia berakhlak Quran.

Nabi SAW bersabda, “Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya."

6. Mengajarkan

Mempelajari Al-Quran tidak berhenti sampai mengamalkannya. Setiap yang mempelajari Al-Quran maka ia dibebankan untuk mengajarkannya pula. Dari Usman bin Affan r.a. ia berkata, Nabi SAW bersabda: “Orang terbaik dari kamu ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)

Al-Quran adalah warisan terbesar umat islam. Sehingga harus dilestarikan, agar banyak orang yang tersentuh kemuliaannya. Disinilah alasan terbesar kenapa harus mengajarkan Al-Quran. Laksana mata air, Al-Quran mesti dialirkan demi menjaga ketahanan iman seseorang.

7. Menghafal dan Menjaga

Tahapan terakhir dari mempelajari Al-Quran adalah dengan menghafalnya dan menjaganya. Agar apa yang kita pelajari sebelumnya tidak sia-sia, maka harus kita ulangi hingga setiap langkah di hidup kita tak lepas dari Al-Quran.

Semoga Al-Quran menjadi jalan yang mengantarkan kita selamat sampai bertemu Allah SWT, aamiin.