3P, Solusi Agar Manufaktur Indonesia Berdaya Saing
Kalau pasarnya tidak bisa kita peroleh, ini manufaktur juga tidak bisa memproduksi secara massal.

MONITORDAY.COM - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan nasional (PPN/Bappenas), Chairil Abidini mengungkapkan, 3P yang dapat membuat biaya produksi manufaktur nasional dapat berdaya saing, yakni Produksi, Pasar, dan Peraturan.
"Bagaimana kita melindungi industri dalam negeri itu kita punya 3P, yang berujung pada biaya produksi," kata Chairil saat menghadiri webinar bertajuk "Penguatan Daya Saing Industri Nasional dalam Mempersiapkan Bonus Demografi", Rabu (7/10).
Pada sisi produksi, Chairil menjelaskan bahwa pertumbuhan manufaktur ditentukan oleh tiga hal yaitu produktivitas tenaga kerja, ketersediaan modal investasi, dan modal kerja yang kompetitif, serta efisiensi yang terkait teknologi dan manajemen atau Total Factor Productivity (TFP).
"Kalau di China, yang melakukan riset dan pengembangan dilakukan oleh negara. Jadi perusahaan hanya tinggal pakai hasil R&D nya, dan perusahaan memproduksi secara masal," ujar Chairil.
Terkait untuk pasar, ia menyampaikan bahwa produksi industri manufaktur ditentukan oleh pangsa pasar domestik dan pangsa pasar ekspor, yang juga akan mempengaruhi produktivitas manufaktur.
"Kalau pasarnya tidak bisa kita peroleh, ini manufaktur juga tidak bisa memproduksi secara massal," tukas Chairil.
Terakhir yaitu peraturan, terutama aturan yang terkait dengan kemudahan berusaha, seperti jumlah prosedur dan lama pendaftaran properti, prosedur dan lama untuk mendapatkan listrik atau energi, jumlah prosedur dan lama waktu mendirikan bangunan, memulai bisnis, serta regulasi tenaga kerja, perpajakan, cukai dan bea masuk.
Chairil menambahkan, ketiga faktor tersebut berujung pada biaya produksi, yakni harga bahan baku, tarif listrik, upah tenaga kerja, biaya logistik, biaya pemeliharaan, dan biaya yang bisa diterima konsumen.
Apabila ketiga hal tersebut dapat diatasi dengan baik, Chairil optimis bahwa pertumbuhan manufaktur nasional dapat terdorong lebih ekspansif.