3M untuk Minat Baca Negeri Ini

3M, yaitu buku yang bermutu, murah dan merata terutama untuk buku teks pendidikan.

3M untuk Minat Baca Negeri Ini
Membaca buku (ditp pk-lk)

MONDAYREVIEW.COM – Berdasarkan ranking peringkat pendidikan dunia atau World Education yang diterbitkan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2016, Indonesia menempati urutan ke 57 dari total 65 negara. Yang diukur dari peringkat tersebut yakni membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan. Data dari UNESCO pada tahun 2012 menyatakan hanya 1 dari 1000 orang penduduk Indonesia yang memiliki minat baca serius.

Menanggapi sejumlah hal tersebut pemerintah dan DPR tidak tinggal diam. Salah satu langkah nyatanya yakni melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan hadir untuk menjawab permasalahan dalam pembangunan kompetensi masyarakat berbasis pengetahuan melalui buku. Pemerintah dan DPR, sesuai amanat UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, berinistiatif memperjuangkan buku  yang 3M, yaitu buku yang bermutu, murah dan merata terutama untuk buku teks pendidikan.

Menurut anggota DPR Komisi X, Abdul Fikri Faqih, Undang Undang Sistem Perbukuan antara lain mengatur  penyediaan buku teks utama oleh Pemerintah di mana nantinya buku-buku tersebut dapat diperoleh secara gratis.

"Pemerintah pusat mendorong pelaku perbukuan untuk berpartisipasi  menyediakan buku 3M dan mendorong peningkatan daya literasi bangsa melalui program perbukuan. UU tersebut juga mengatur di mana pemerintah daerah wajib mendorong pelaku perbukuan lokal untuk mengembangkan buku-buku kearifan lokal dan menumbuhkan potensi buku buku lokal berbasis literasi lokal," kata Fikri seperti dilansir situs kemdikbud.

Sementara itu menurut Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud, Emi Emilia, yang mendampingi kunjungan kerja para anggota DPR di Banjarmasin, mengatakan, peningkatan literasi adalah salah satu program prioritas Kemendikbud yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. Dalam program itu, balai-balai bahasa yang ada di daerah harus terlibat dalam berbagai kegiatan literasi.

"Ke depan Balai Bahasa Kemendikbud akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi bangsa," kata Emi. Terkait bahan bacaan, Emi menambahkan, Badan Bahasa untuk tahun ini sudah memproduksi 173 judul cerita rakyat yang nantinya bisa dibaca oleh anak-anak sekolah.