1,2 Juta Warga Jateng Punya Penyakit Bawaan Belum Divaksin Covid-19

MONITORDAY.COM - BPJS Kesehatan mencatat sekitar 1,2 juta warga Jawa Tengah (Jateng) termasuk dalam kategori rentan, sebab memiliki komorbid atau penyakit bawaan belum divaksin Covid-19.
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati menyebutkan jumlah tersebut bagian dari 1,6 juta penduduk Jateng peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang masuk dalam kategori kelompok rentan.
"Kami punya data lengkap. Mereka secara rutin mengikuti program pengelolaan penyakit kronis di masing-masing fasilitas kesehatan tingkat pertama," kata Lily di sela vaksinasi untuk kelompok rentan di Semarang, Jumat, (13/8/2021).
Lebih lanjut, ia menjelaskan vaksinasi bagi kelompok rentan ini bersamaan dengan pengecekan kesehatan saat program pengelolaan penyakit kronis. Selain itu, vaksinasi bagi kelompok rentan yang terdata sebagai peserta JKN-KIS di Jateng ini merupakan yang pertama.
"Kami membantu pemerintah untuk menemukan warga yang masuk dalam kelompok rentan ini agar bisa mendapat prioritas dalam pelaksanaan vaksinasi," ujarnya.
Sedangkan vaksinasi yang dilakukan persamaan dengan pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis ini. Hal itu, ujar Lily, untuk memudahkan mobilitas penerima vaksin.
"Jawa Tengah ini yang pertama. Kalau sukses, bisa diterapkan di wilayah lainnya," sebutnya.
Adapun pelaksanaan vaksinasi untuk kelompok rentan di Kota Semarang ini terdapat di tiga lokasi yang berbeda sebagai permulaan.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo menerangkan konsep vaksinasi bagi kelompok rentan sudah lama disiapkan.
"Ternyata BPJS ada datanya dan terdeteksi," ucapnya.
Bukan hanya vaksinasi yang digelar bersamaan dengan program pengelolaan penyakit kronis yang dilaksanakan secara berkala, Ganjar juga meminta penelusuran warga kelompok rentan berdasarkan data BPJS ini dilakukan secara "jemput bola" oleh puskesmas.
"Harapannya bisa melindungi kelompok yang mempunyai komorbid ini karena rata-rata usianya sudah tua," tuturnya.
Di sisi lainnya, Ganjar mengungkapkan banyaknya angka kematian akibat COVID-19 paling tinggi disebabkan komorbid, usia tua, dan belum divaksin.