World Skills Competition, Bukti Anak SMK Dapat Mengubah Dunia
WSC merupakan ajang yang memperlombakan kompetensi-kompetensi kejuruan yang menjadi kebutuhan internasional. Dalam ajang ini, anak-anak muda dari seluruh penjuru dunia berkumpul bersama untuk memenangkan medali bergengsi dengan keterampilan yang mereka miliki. Mulai dari perkayuan hingga florist, dari tata rambut hingga elektronika, atau dari otomotif hingga bakery.

KAZAN adalah sebuah kota yang tidak asing bagi publik dunia saat ini. Terutama setelah berlangsungnya Piala Dunia 2018 di Rusia. Beberapa pertandingan diadakan di Stadion Kazan Arena. Ketika itu, Kazan Arena jadi saksi bisu kekalahan Jerman dari Korea Selatan di babak penyisihan 16 besar.
Saat memori itu belum juga lenyap dalam benak publik dunia, Kota yang merupakan pusat industri, perdagangan dan budaya ini kembali menyita perhatian. Karena sejak tanggal 22 Agustus, Kazan didaulat menjadi tuan rumah pelaksanaan World Skills Competition 2019 (WSC).
WSC merupakan ajang yang memperlombakan kompetensi-kompetensi kejuruan yang menjadi kebutuhan internasional. Dalam ajang ini, anak-anak muda dari seluruh penjuru dunia berkumpul bersama untuk memenangkan medali bergengsi dengan keterampilan yang mereka miliki. Mulai dari perkayuan hingga florist, dari tata rambut hingga elektronika, atau dari otomotif hingga bakery.
Pembukaan dihelat di Kazan Arena, ada lebih 50.000 orang menghadiri pembukaan WSC 2019 ini. termasuk 1.300 peserta dan 3.500 sukarelawan yang menyemarakan ajang dua tahunan yang dibuka oleh Perdana menteri Rusia Dimitri Medvedev ini.
Sejak pembukaan, para pengunjung WSC sudah disuguhkan dengan acara yang spektakuler. Yang selain penampilan music, para pengunjung juga disajikan penampilan karya-karya spektakuler anak-anak muda dari berbagai negara di dunia.
Salah satunya adalah penampilan Robot Sophia Arab Saudi. Yang merupakan robot android satu-satunya di dunia yang memiliki kewarganegaraan dan paspor. Tak kalah serunya, para penonton juga disuguhi penampilan mesin pembuat roti portable, yang sepanjang acara pembukaan membuat roti tradisional rusia.
Pelaksanaan Worldskills Competition seperti dikatakan Presiden WorldSkills Simon Bartley memang bukan sekadar ajang lomba, melainkan juga merupakan ajang bahwa keterampilan dapat mengubah kehidupan.
Ada sekitar 1300 peserta dari berbagai negara di dunia, termasuk dari Indonesia yang unjuk kebolehan di ajang ini. Mereka dituntut menampilkan keahlian tingkat tinggi di masing-masing bidang yang ditekuninya.
Mengingat pentingnya ajang ini, pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili oleh direktorat pembinaan SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan pendampingan secara khusus dengan melibatkan para mitra dari dunia usaha dan dunia industri yang selama ini telah berkolaborasi merevitalisasi pendidikan vokasi di Indonesia.
Salah satu peserta yang menarik perhatian penonton di Kazan, Rusia ini misalnya adalah Miftakul Jannah Ramhadhani. Lulusan SMK Negeri 3 Malang ini mewakili Indonesia pada cabang hairdressing.
Salah satu yang menarik perhatian dunia misalnya adalah Miftakul Jannah, peserta lulusan SMK 3 Negeri Malang ini ikut kompetensi mewakili Indonesia pada bidang keahlian tata rambut (hairdressing).
Sebelum berangkat mengikuti WSC, Miftakul Jannah mempersiapkan diri dengan mendapat pelatihan hairdressing dari Puspita Martha International Beauty School. Sementara pada ajang WSC ini ia didampingi seorang expert yaitu Pingkan Enggelien Tilaar.
Di ajang WSC maupun dunia kerja tingkat internasional, seorang penata rambut dituntut untuk terampil memiliki pengetahuan yang tentang berbagai teknik pemotongan, pewarnaan dan bahan kimia yang digunakan, pengeriting rambut, pemangkasan rambut, kemampuan untuk menganalisa jenis dan kondisi rambut.
Untuk berkompetisi di bidang keahlian ini, seorang penata rambut juga dituntut untuk memiliki softskills yang baik, keterampilan komunikasi, maupun kepribadian yang menarik, sehingga disukai para user dan konsumen tingkat dunia.
Ya, seperti dikatakan npresiden WSC, Simon Bartley, bahwa kompetisi Worldskills bukan lagi sekadar kontes anak-anak muda. Tapi lebih dari itu, berkembang menjadi kompetisi masa depan. Membentuk platform multikultural dan internasional yang beragam. Dimana peserta dapat bekerja, bersaing, dan berkomunikasi.
Presiden Jokowi sendiri yang berkesempatan menerima kunjungan para kontingen sebelum berangkat ke Kazan, di Istana Merdeka Jakarta, pada Rabu (14/8/2019). Pada kesempatan itu, Jokowi memberikan dukungan penuh kepada mereka. Jokowi sangat berharap jika anak-anak muda Indonesia ini bisa menunjukkan talenta luar biasanya kepada dunia.
"Saya kira ini kita ingin menunjukkan bahwa talenta-talenta yang kita miliki bisa berkompetisi bisa bersaing dengan negara-negara lain," kata Jokowi.
Senada dengan Presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang berkesempatan menemani kontingen Indonesia di Kazan, meminta dengan sangat agar para peserta berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsanya. Peluang ini, kata dia harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh siapa saja anak Indonesia.
"Dengan ajang kompetisi ini saya berharap, semua berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsanya. peluang ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh siapa saja anak Indonesia,” ujarnya.
Dengan mengikuti ajang ini, kata Muhadjir, para peserta diharapkan juga memiliki pengalaman internasional dan sekaligus melakukan benchmarking, untuk mengukur seberapa jauh kemampuan anak-anak Indonesia. Terutama dilihat dari kecakapan dan kemandiriannya dibanding negara lain.
Di ajang WSC tahun ini, Indonesia mengirimkan 32 orang delegasi untuk berkompetisi di 29 bidang keahlian yang dipertandingkan. Secara keseluruhan, World Skill Competition tahun 2019 diikuti oleh peserta dari 82 negara yang mempertandingkan 56 bidang keahlian. Tahun ini Indonesia menargetkan raihan 5 medali dari total kompetisi keahlian yang diikuti.