WHO: 30 Persen Sampel Covid-19 Tunjukkan Mutasi Tapi Tidak Memperparah

PBB sejauh ini telah mengumpulkan 60.000 sampel COVID-19.

WHO: 30 Persen Sampel Covid-19 Tunjukkan Mutasi Tapi Tidak Memperparah
Sejumlah ilmuwan melakukan test sampel COVID-19 di dalam laboratorium di Dinas Kesehatan New York City, di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di New York City, New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020). Foto diambil tanggal 23 April 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/wsj).

MONITORDAY. COM - Pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hampir 30 persen dari data rangkaian genom sampel virus COVID-19 yang dikumpulkan oleh WHO menunjukkan ada tanda mutasi, namun tidak ada bukti bahwa mutasi menyebabkan penyakit yang lebih parah. 

"Saya rasa cukup luas," kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan kepada dilansir dari Reuters, Sabtu (04/07/2020). 

Sedangkan PBB sejauh ini telah mengumpulkan 60.000 sampel COVID-19. 

Para ilmuwan di Scripps Research, Juli, menemukan bahwa pada April virus yang bermutasi menyumbang sekitar 65 persen kasus yang dilaporkan dari seluruh dunia ke bank data utama.

Mutasi genetik pada virus corona jenis baru, yang dinamai D614G, secara signifikan meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi sel dan mungkin menjelaskan mengapa wabah di Italia utara dan New York menjadi lebih luas dibandingkan yang terlihat sebelumnya, menurut temuan riset.

Maria Van Kerkhove, pembimbing teknis pandemi COVID-19 di WHO, pada Jumat mengatakan bahwa genus yang bermutasi telah ditemukan pada awal Februari dan telah beredar di Eropa dan Amerika.

"Hingga kini tidak ada bukti bahwa mutasi menyebabkan penyakit menjadi lebih parah," ujaranya.