Usai Kurangi Produksi, Harga Minyak Dunia Kini Kembali Melesat

Ada banyak narasi di luar sana bahwa penyeimbangan akan datang lebih cepat dan akan lebih agresif daripada yang kita duga.

Usai Kurangi Produksi, Harga Minyak Dunia Kini Kembali Melesat
Ilustrasi/ Net

MONITORDAY. COM - Usaha pengurangan produksi minyak dunia yang dijalankan para negara produsen mulai menuai hasil. Harga minyak dunia mencetak kenaikan tertinggi terpanjang lebih dari satu tahun.

Diinformasikan oleh dari Bloomberg, Jumat 22 Mei 2020, kontrak minyak berjangka naik 1,3 persen di New York. Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli 2020 naik 43 sen dolar AS menjadi US$33,92 per barel, tingkatan tertinggi sejak awal Maret. Sementara itu, minyak jenis Brent untuk settlement Juli naik 31 sen menjadi US$36,06 per barel. 

Berdasarkan data pasokan Amerika Serikat menampakkan persediaan minyak mentah turun untuk pekan kedua sesudah terus naik semenjak Januari. Persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma juga turun dan menyentuh rekor.

"Ada banyak narasi di luar sana bahwa penyeimbangan akan datang lebih cepat dan akan lebih agresif daripada yang kita duga," kata kepala strategi komoditas di Toronto Dominion Bank, Bart Melek, Jumat (22/05/2020).

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya telah mengurangi produksi dan IHS Markit Ltd menyebut produsen minyak AS juga memangkas produksi 1,75 juta barel per hari.

Reli atau kenaikan beruntun pada bulan ini telah mengantarkan harga minyak ke ksiaran US$30 per barel. Perlahan namun pasti produsen shale oil (minyak serpih) mulai memutar keran lagi setelah kontrak berjangka minyak jatuh ke kawasan negatif pada April 2020 ; kejadian yang memicu PHK di industri energi, perlambatan pengeboran dan jumlah rig yang beroperasi.

Goldman Sachs Group Inc. mengatakan shale oil, komoditas andalan AS akan timbul dari kemerosotan sebagai imbas dari pertumbuhan yang lebih rendah. Konsolidasi di antara pemain di industri ini akan membuat jumlah pelaku usaha menyusut.