Turki Bisa Lanjutkan Negosiasi Damai Dengan Yunani, Tapi Ada Syaratnya

Pemerintah Turki mengajukan syarat ke Yunani jika ingin melanjutkan pembicaraan damai mengenai klaim di Laut Mediterania

Turki Bisa Lanjutkan Negosiasi Damai Dengan Yunani, Tapi Ada Syaratnya
Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin/ Istimewa

MONITORDAY.COM - Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan Ankara membuka kemungkinan duduk bersama Yunani membahas solusi ketegangan di Laut Mediterania.

Namun, sebelum langkah itu dilakukan Turki ingin memastikan bahwa Uni Eropa tidak ikut campur.

Perseteruan Turki-Yunani di Laut Mediterania yang kaya sumber daya alam gas memasuki babak baru setelah kapal eksplorasi Turki, Oruc Reis, meninggalkan wilayah yang tengah disengketakan.

Turki menyebutkan, kembalinya kapal itu ke Pelabuhan Antalya sebagai pemeliharaan rutin namun kemudian mengatakan hal itu membuka peluang bagi diplomasi untuk mengurangi ketegangan dengan Yunani.

"Pada titik ini, iklim menjadi lebih cocok untuk memulai negosiasi. Pembicaraan eksplorasi mungkin dimulai lagi," kata Kalin dikutip dari Reuters, Senin (21/9/2020).

Pekan lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam pidatonya menyoroti perselisihan Yunani-Turki di Laut Mediterania sebagai ancaman. Macron yang mendukung Yunani dan Siprus mendesak Uni Eropa melawan Turki karena perselisihan itu memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih parah di masa mendatang.

"Ancaman pemerasan dan sanksi terhadap Turki tidak akan membuahkan hasil," tegasnya.

Bulan lalu, Yunani dan Turki berencana melajutkan pembicaraan eksplorasi yang ditangguhkan pada 2016. Tapi, Ankara memutuskan kontak dan mengirim Oruc Reis ke perairan yang disengketakan setelah Athena menandatangani kesepakatan demarkasi maritim dengan Mesir.