Tunggu Validasi Eksternal, Penggunaan GeNoSe Diminta Dihentikan Sementara

Tunggu Validasi Eksternal, Penggunaan GeNoSe Diminta Dihentikan Sementara
Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat kembali dipadati calon penumpang pada hari kedua sebelum pemberlakuan larangan mudik Lebaran, atau pada Selasa (4/5/2021). Para calon penumpang pun mengantre untuk mengakses layanan tes Genose.(KOMPAS.com/Ihsanuddin)

MONITORDAY.COM - GeNoSe alat uji adanya virus covid-19 buatan UGM telah digunakan di berbagai tempat untuk kepentingan pengecekan sebelum seseorang melakukan perjalanan. GeNoSe dapat kita temukan di bandara atau stasiun kereta api. 

Sejak 1 April 2021, GeNoSe bisa menjadi syarat perjalanan di semua moda transportasi, selain antigen dan PCR. Penggunaan GeNose berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo meminta pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan GeNoSe. Utomo mengatakan, penghentian itu dilakukan untuk menunggu hasil validasi eksternal dari kampus merdeka. Validasi eksternal sebelumnya direncanakan secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM dan berlangsung hingga April 2021.

"Ini sudah Juni, sejak Februari belum ada hasilnya. Ini kampus kita benar-benar merdeka ndak untuk melaporkan hasilnya," kata Utomo saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Padahal, GeNoSe digunakan sebagai alat verifikasi perjalanan waktu mudik. Di media sosial, sejumlah warganet membagikan testimoni para calon penumpang moda transportasi yang menggunakan tes GeNose demi mendapatkan hasil negatif Covid-19. Ada yang mengaku positif Covid-19 saat swab antigen, dan memilih menggunakan GeNose untuk melakukan perjalanan karena hasil tes menunjukkan sebaliknya. Utomo menduga, ledakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan akibat dari penularan orang yang bepergian.

"(GeNoSe) harus dihentikan. Kita harus mencari masalah ledakan kasus, semua potensi masalah harus dicari. Apalagi tes kita masih lemah, tracing lemah, apalagi orang bisa ke mana-mana hanya berdasarkan GeNoSe," jelas dia. \

Sebagai gantinya, Utomo menyebut screening perjalanan bisa menggunakan alat baku yang telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu tes PCR dan antigen. Ia menegaskan, rekomendasi penghentian GeNoSe itu didasarkan atas hasil validasi eksternal yang belum keluar, bukan karena akurasi. "Karena harus diakui, apa pun tesnya, bahkan PCR pun bisa meleset, karena banyak faktor juga," ujar Ahmad Utomo.

"GeNoSe boleh dipakai, Indonesia boleh berbeda dari negara lain, tapi tunjukkan dong hasil validasi ekstenal. Kalau memang kampus kita dipercaya dan benar-benar merdeka dan hasilnya bagus, ya pakai," lanjut dia.