Tujuh BUMN akan Dibubarkan Tahun Ini

Tujuh BUMN akan Dibubarkan Tahun Ini
Menteri BUMN Erick Thohir/(Foto/net)

MONITORDAY.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan pembubaran tujuh perusahaan pelat merah pada tahun 2021 ini. 

Dia mengatakan, dibubarkannya tujuh BUMN ini karena perusahaan tersebut sudah tidak lagi memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Pembubaran tersebut paling lambat dilakukan semester kedua tahun ini. 

"Itu BUMN di bawah PPA yang dari 2008 mati beroperasi. Kita sebagai pimpinan akan dzolim kalau dibiarkan tidak ada kepastian," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/5/2021). 

"BUMN yang sekarang pun dengan perubahan ini harus siap bersaing. Apalagi yang udah kalah bersaing," lanjut dia. 

Erick menjelaskan rencana pembubaran tersebut memang telah lama direncanakan, pasalnya pemerintah ingin mengambil langkah-langkah tepat, sekaligus memberikan kepastian bagi para pekerja di perusahaan BUMN tersebut. 

Untuk melakukan pembubaran tersebut, kementerian BUMN melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA) akan melakukan kajian atau assesment terlebih dahulu. 

"Sebab selain pembubaran, opsi yang bisa dilakukan juga adalah sinergi dengan BUMN lainnya," jelas Erick. 

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kementerian bersama dengan PPA akan melakukan penilaian kembali mengenai BUMN mana yang akan dibubarkan. 

Penilaian yang dilakukan tersebut, lanjut Tiko, sapaan akrab Kartika, akan berdasarkan kepada aset, tenaga kerja dan operasional perusahaan, termasuk penyelesaian kewajiban. 

Beberapa BUMN yang akan dibubarkan tersebut antara lain PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Glas (Persero) dan PT Kertas Leces (Persero). 

Tiko juga menyinggung mengenai PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang masih memiliki aset berupa fasilitas Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) di Surabaya, sekaligus kewajiban yang masih harus diselesaikan. 

Untuk itu, masuknya Merpati sebagai salah satu BUMN yang akan dibubarkan masih akan menjadi salah satu pertimbangan. 

"Merpati masih perlu ada pengkajian. Ada pinjaman dan kreditur yang harus disiapkan. Salah satu dikaji karena masih ada satu operasi di Jawa Timur," demikian Tiko menambahkan.