Tiga Topik Utama Presidensi G20 Indonesia

Tiga Topik Utama Presidensi G20 Indonesia
Ilustrasi foto/Net.

MONITORDAY.COM - Indonesia resmi membuka Presidensi G20 dengan menggelar Opening Ceremony di Jakarta, Rabu (1/12). Presidensi Indonesia pada forum yang secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut akan berfokus pada tiga topik utama. 

Ketiga topik yang dimaksud antara lain, pertama, sistem kesehatan global yang perlu diperkuat secara seimbang sehingga mampu mendorong peningkatan kapasitas negara berkembang dalam upaya memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri. 

Kedua, transformasi ekonomi dan digitalisasi dimana teknologi menjadi enabler khususnya bagi penguatan kapasitas UMKM agar mampu bertahan dari krisis. Ketiga, adalah transisi energi yang menekankan pada isu pembangunan ekonomi rendah karbon serta ketersediaan technology basket. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Ketiga topik tersebut menopang tema besar yang diangkat di forum G20 yakni “Recover Together, Recover Stronger". 

"Dalam rangka mengimplementasikan secara konkret ketiga topik utama Presidensi G20 Indonesia, ada empat aspek penting yang harus digarisbawahi," kata Airlangga, dalam siaran pers, dikutip Kamis (2/1/2021). 

Keempat aspek tersebut, kata Airlangga, pertama, perlu menarik investasi untuk mendukung leapfrog productivity. Kedua, membangun domestic demand dan memperkuat ekspor melalui peningkatan kualitas produk dan membangun ekosistem yang berkelanjutan bagi UMKM. 

Ketiga, meningkatkan kapasitas SDM agar siap menghadapi tantangan masa depan. Dan keempat, mengakselerasi adopsi ESG (environment, social, and good governance), dimana upaya dekarbonisasi usaha dan peningkatan investasi di sektor usaha yang ramah lingkungan menjadi kunci. 

Selain itu, lanjut Airlangga, sinergi antara pelaku usaha dan Pemerintah juga penting dalam mengupayakan masa depan bisnis yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

"Disinilah letak keterlibatan strategis dari Business20 (B20) yang dimotori oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk secara konkrit mewujudkan kerja sama B-to-B dengan memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia ini," ujarnya. 

Menurut Airlangga, kemitraan dengan KADIN tersebut sejalan dengan slogan utama Business20 yaitu ”Advancing Innovative, Inclusive, and Collaborative Growth”. 

Business20 diharapkan mampu mendukung kerja sama lintas batas dan mengupayakan langkah inovatif, seperti yang terkait interaksi dengan pelanggan, desain model bisnis UMKM yang dapat dijadikan sebagai best practices, serta memberdayakan kaum perempuan dan generasi muda dalam upaya pemulihan sektor usaha. 

Adapun G20 adalah forum yang saat ini paling berpengaruh karena seluruh anggotanya merepresentasikan lebih dari dua pertiga penduduk dunia, 79% perdagangan global, 80% PDB dunia, dan 80% investasi global. 

"Forum G20 lahir sebagai jawaban atas krisis global tahun 1999, dan kemudian menguat kembali perannya dalam mengatasi dampak krisis tahun 2008," jelas Airlangga. 

Dengan lebih dari 150 pertemuan yang akan digelar di 19 kota dan sekitar 18.000 lebih delegasi yang akan hadir, Presidensi Indonesia diprediksi membantu penciptaan sekitar 33.000 lapangan kerja. 

Selain itu, Menurut Airlangga, Forum ini juga dapat meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, meningkatkan PDB nasional sebesar Rp7,4 triliun, dengan manfaat total 1,5 sampai dengan 2 kali lebih besar dari penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB pada tahun 2018 di Bali.