Teknologi Maglev : Saat Kereta Super Konduktor Bisa Terbang

MONITORDAY.COM - Jika di era sembilan puluhan kita nonton film Pacar Ketinggalan Kereta, maka realitas hari ini menunjukkan ketertinggalan kita dalam pemanfaatan teknologi kereta cepat. Kita membutuhkan kereta yang lebih cepat terutama untuk kebutuhan bisnis, agar peluang usaha tak meninggalkan kita. Untungnya medio 2023 mendatang kita dapat menikmati Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Jika ingin cepat naik pesawat saja. Itulah yang ada di kepala kita saat ini. Pesawat terbang menjadi salah satu moda transportasi favorit karena kecepatannya. Di tengah masyarakat yang semakin sibuk dan terhubung, kecepatan menjadi kunci. Lintasan di udara sangat luas, meski pada saat sibuk para pengatur lalu lintas udara harus bekerja keras mengatur pesawat yang akan lepas landas dan mendarat di bandara.
Sementara itu, kereta api menjadi moda transportasi massal yang aman. Dengan ditemukannya teknologi magnetic levitation (maglev) kecepatannya dapat mencapai 600 km/ jam bahkan lebih. Kelebihannya adalah titik ke titik stasiun kereta cepat relatif berada di tengah kota. Sementara bandara biasanya terletak di luar kota.
Dengan teknologi super konduktor maglev, kereta cepat terbang beberapa senti dari permukaan tanah atau bantalan rel. Magnet disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong maju, mengangkat, dan memandu tubuh kereta agar tak menabrak dinding di kanan kiri lintasannya.
Para fisikawan dan insinyur multi disiplin telah puluhan tahun mengembangkan teknologi maglev. Salah satu tonggaknya adalah tahun 1997 saat Jepang berhasil menguji coba teknologi ini.
Prinsip utama teknologi ini adalah pendinginan medan magnet super konduktor menggunakan helium cair. Untuk menjaga agar tidak terkena radiasi panas dari luar, dilakukan lagi pendinginan pada perisainya dengan nitrogen cair. Dalam keadaan sangat dingin kumparan yang ada di dalamnya akan menghasilkan arus searah (DC) yang sangat kuat dan terus-menerus.
Jika KRL menggunakan aliran listrik melalui kabel di atas kereta, maka kereta maglev memasang kumparan pada bagian samping kereta yang akan berinteraksi dengan kumparan yang dipasang di dinding kanan-kiri lintasan. Pada saat berhenti ada roda yang digunakan untuk menyangga badan kereta. Pada saat kereta sudah berjalan roda ditarik ke atas dan kereta akan melayang seiring dengan gerakan maju ke depan.