Tanwir I Pemuda Muhammadiyah, Usung dan Rawat Kebhinekaan dengan Akhlak Keberagaman

MONDAYREVIEW.COM, Tangerang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup Tanwir I Pemuda Muhammadiyah pada Rabu (30/11) di Hotel Narita, Kota Tangerang. Jokowi menegaskan kepada seluruh kader Pemuda Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah negara majemuk.

Tanwir I Pemuda Muhammadiyah, Usung dan Rawat Kebhinekaan dengan Akhlak Keberagaman
Muhammadiyah

 

MONDAYREVIEW.COM, Tangerang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup Tanwir I Pemuda Muhammadiyah pada Rabu (30/11) di Hotel Narita, Kota Tangerang. Jokowi menegaskan kepada seluruh kader Pemuda Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah negara majemuk.

"Indonesia memiliki keberagaman yang hakekatnya tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Indonesia memiliki 700 suku dan 1.700 lebih bahasa lokal," tuturnya, Rabu (30/11).

Menurut Jokowi, keberagaman merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT bagi bangaa Indonesia. Jika bangsa Indonesia bisa bersatu dalam perbedaan tersebut, maka itu yang akan menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa. 

Jokowi juga menuturkan pentingnya membangun keadaban publik yang belakangan ini rusak karena pengaruh media sosial, relasi sosial, bahkan suasana yang sumpek, dan mudah terpicu sesuatu.

"Kami percaya masih banyak anak muda yang bersih dan berhati lurus untuk membangun keadaban publik," ujarnya.

Sementara Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar simanjuntak meyakini, kader Pemuda Muhammadiyah sangat toleransi dan mampu merawat keberagaman di Indonesia. Ia berkomitmen kepada Jokowi bahwa kader Pemuda Muhammadiyah akan senantiasa menjaga toleransi dan keberagaman. 

"Pemuda Islam tentu akan merawatnya, jadi Bapak Presiden jangan khawatir. Karen Pemuda Muhammadiyah punya komitmen untuk menjaga toleransi dan menghadirkan akhlak keberagaman," ujar Dahnil. 

Dahnil juga sempat menjelaskan kepada Presiden Jokowi bahwa pekikan takbir yang biasa diteriakkan kader Pemuda Muhammadiyah merupakan simbol bahwa mereka menyadari kecil di hadapan Allah SWT.

"Ini yang perlu saya ingatkan, jadi seolah-olah orang takbir itu radikalis, kalau ada orang memekik takbir itu anti-toleransi, anti-keberagaman," jelas Dahnil.

Dahnil kembali mengingatkan, negeri ini dulu dimerdekakan dengan takbir. Bagi para pahlawan, takbir itulah yang menguatkan keberanian mereka. 

Presiden Jokowi mengakui, bahwa Pemuda Muhammadiyah merupakan kader militan, bukan kader radikal maupun ekstrimis.

"Saya yakini Pemuda Muhammadiyah kalau semangatnya seperti tadi, dalam persaingan dan situasi apapaun, kalau seluruh pemuda di Indonesia ini militansinya seperti itu, kita akan memenangkan pertarungan," ungkap Jokowi.

Presiden Jokowi pun memekikkan takbir saat menutup pembicaraannya. Teriakan takbir Jokowi kemudian disambut dengan sahutan takbir oleh para Pemuda Muhammadiyah.

(Jam)