Tahun 2018, Target dan Serapan KUR Meningkat Drastis

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di tahun 2018 ini, target dan serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini karena pemerintah terus konsisten untuk mengusahakan pemerataan ekonomi masyarakat Indonesia.

Tahun 2018, Target dan Serapan KUR Meningkat Drastis
Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga/net

MONITORDAY.COM – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di tahun 2018 ini, target dan serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini karena pemerintah terus konsisten untuk mengusahakan pemerataan ekonomi masyarakat Indonesia.

“Tahun 2017, realisasi KUR (kredit usaha rakyat) targetnya Rp 110 triliun, serapannya terealisasi sebesar Rp 96 triliun lebih. Sedangkan tahun 2018 dengan target penyaluran KUR sebesar Rp 123,6 triliun, pada 30 September 2018 serapannya sudah Rp 101 triliun,” ujar Menkop UKM Puspayoga, seperti dalam keterangan tertulis, yang diterima Kamis, (24/10).

Ia menambahkan bahwa suku bunga KUR turun sejak tahun 2014 sebesar 22% menjadi 12% pada tahun 2015 dan turun sebesar 9% pada tahun 2017 serta pada tahun 2018 turun kembali menjadi 7%.

Selain itu, pemerintah juga telah meringankan UMKM (usaha mikro kecil menengah) dimana pada tahun 2018 tarif PPh Final UMKM turun dari 1% menjadi 0,5% bagi UMKM termasuk koperasi yang memiliki omset/peredaran bruto maksimal sebesar Rp.4,8 miliar per tahun.

Menurut Puspayoga, pemerintahan Jokowi-JK begitu berkomitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diikuti pemerataan ekonomi. “Dengan banyak program-program pemerintah kita harapkan pemerataan tercapai, pengangguran dan kemiskinan akan menurun,” ujarnya.

Selain itu, Ia juga mengklaim bahwa capaian pada sektor koperasi telah sukses dan mampu mencatatkan prestasi penting dalam memberdayakan koperasi dan UKM sepanjang empat tahun pemerintahan Jokowi-JK.

Kemenkop UKM mencatat capaian sumbangan koperasi terhadap PDB Nasional sebesar 4,48 persen dari sebelumnya yang hanya kisaran 1,71 persen. Capaian itu dihasilkan sejalan dengan keberhasilan dalam melaksanakan program reformasi total koperasi, yakni rehabilitasi, reorientasi, dan pengembangan koperasi.

"Tanpa kontribusi pada PDB yang meningkat tentu pemerataan kesejahteraan itu sulit dicapai. Semakin tinggi sumbangan koperasi kepada PDB maka sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi. Jadi, kalau PDB meningkat tentunya pemerataan kesejahteraan akan bisa meningkat, di samping pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Begitu juga terjadi dengan rasio kewirausahaan yang sudah bertengger di posisi 3,1 persen, dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya 1,65 persen. Ia mengatakan capaian tersebut sudah melewati angka 2 % atau batas standar internasional.

Sedangkan capaian lainnya adanya koperasi mulai berkiprah di lantai bursa saham dengan tercatatnya Kospin Jasa Pekalongan lewat anak usahanya, yakni PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS), di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Puspayoga mendorong agar koperasi-koperasi yang mempunyai anak perusahaan yang membentuk perseroan terbatas (PT) untuk bisa masuk bursa.

“Pada tahun 2014 tercatat ada 212 ribu koperasi, namun banyak yang tidak sehat. Untuk meningkatkan kualitasnya, Kemkop UKM telah mendata jumlah koperasi terkini adalah 80 ribu koperasi yang sehat. Lalu kurang lebih 70 ribu koperasi perlu masih dibina lagi agar menjadi sehat. Serta ada sekitar 40 ribu lebih koperasi yang sudah dibubarkan karena tidak sehat. Terakhir, kami terus melanjutkan rehabilitasi, pembinaan dan pengembangan koperasi, agar koperasi bisa memberikan manfaat yang maksimal,” pungkasnya.