Tahukah Nabi yang pernah menyampaikan kata-kata dusta ?
Pernyataan dusta tersebut nabi Ibrahim tidak bisa memberi syafaat udzma kepada kaumnya sebagaimana hak memberi syafaat diberikan kepada nabi Muhammad SAW.

BARANGKALI agak aneh kalau ada Nabi pernah menyampaikan kata dusta kepada kaumnya, karena sebagai pembawa risalah Allah SWT tentu setiap sikap, tutur katanya akan selalu terjaga dan akan sekuat mungkin menghindari kata-kata dusta dari mulutnya, tapi tahukah kalau nabi Ibrahim alaihissalam pernah menyampaikan kalimat dusta kepada kaumnya ?
Disebutkan dalam riwayat Shahih Al-Bukhori dari sahabat Abu Hurairah, ia berkata, “Ibrahim alaihissalam tidak pernah dusta, kecuali tiga kali, dua diantara terkait dzat Allah saat Nabi Ibrahim mengatakan kepada kaumnya, “sesungguhnya aku sakit” (ash-shaffat : 63) padahal Nabi Ibrahim dalam kondisi sehat. Perkataan dusta itu disampaikan kepada kaumnya ketika mengajak Ibrahim untuk menghadiri perayaan yang di dalamnya ada kemuysrikan. Kedua, perkataannya, “sebenarnya (patung) besar itu melakukannya,” (Al-Anbiya;63) padahal yang melakukan adalah Nabi Ibrahim sendiri ketika ia menghancurkan patung-patung dan membiarkan patung besar tidak hancur dan Nabi Ibrahim mengalungkan kapak di lehernya. Ketiga kata-kata Ibrahim yang disampaikan kepada istrinya untuk tidak berterus terang sebagai suami istri dan meminta sara Siti Sarah menyampaikan bahwa dirinya merupakan saudara seiman Ibrahim, untuk menghidari sikap kesewenangan dan siksaan dari Raja Lalim di Mesir.
Karena pernyataan dusta tersebut nabi Ibrahim tidak bisa memberi syafaat udzma kepada kaumnya sebagaimana hak memberi syafaat diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.