Sumpah Pemuda, Ikrar Super Dahsyat Anak Bangsa Dari Sabang Hingga Merauke
Sumpah Pemuda lahir dari luhung anak negeri untuk bersatu satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa Indonesia.

MONITORDAY.COM - Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan ikrar super dahsyat Pemuda Indonesia. Kelahirannya pun mengkristal dan terjawantahkan pada tekad persatuan dari luhung pemuda Indonesia untuk bersatu satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa Indonesia.
" Ada 2 hal penting melihat makna Sumpah Pemuda yang tidak hanya sebatas pada pernyataan atau ikrar semata," ucap Anggota Kompolnas RI, Yusuf Warsyim kepada monitorday.com, Rabu (28/10/2020).
Hal yang menarik dari makna bersatu. Mengapa Bersatu? Pertama, secara historis, tantangan zaman saat itu, Indonesia yang sedang terjajah dimana-mana, menuntut tekad pemuda Indonesia untuk membebaskan diri dari pernjajahan kolonialisme Belanda.
Pemuda Indonesia melihat dan bertekad, bahwa pembebasan menuju kemerdekaan adalah harga mati. Oleh kerena itu, kemerdekaan harus dicapai.
Kekuatan untuk mencapai itu adalah dengan Bersatu untuk memerdekakan ketakutan, ketertindasan, dan mera lemah selemah lemahnya. Pemuda bertekad, Merdeka satu tanah air Indonesia seluruhnya. Merdeka satu bangsa Indonesia semuanya. Merdeka satu bahasa Indonesia secara total dari bahasa kolonial.
Kedua, secara sosiologis, bahwa persatuan dan bersatu itu perlu, dalam rangka merawat dan mengelola keberagaman. Rakyat Indonesia hidup dalam berbagai pulau, kodrat sebagai negara kepulauan, dengan beragam suku bangsa dan berbeda-beda dalam bahasa daerah suku bangsa tersebut.
Dalam konteks ini, Sumpah Pemuda, memberikan justifikasi bahwa aku dan kita sebagai Indonesia itu penuh keberagaman, namun kepulauan Tanah Air Indonesia, kebangsaan Indonesia, dan bahasa Indonesa yang mengikat untuk bersatu. Berbeda dalam Persatuan.
Lantas, bagaimana dengan konteks sekarang implementasi Sumpah Pemuda? Di usia Sumpah Pemuda yang telah 92 tahun pada hari ini sejak diikrarkan, tekad persatuan, saya pikir harus terus kita jaga, pelihara, dan tingkatkan. Setiap pemuda, tentu memiliki tantangan zamannya masing-masing.
Tantangan Pemuda Indonesia saat ini secara eksternal adalah gobalisasi. Menjadi masyarakat global, tentu kebudayaan kita potensial akan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dunia lain.
Oleh karena itu, ikatan satu bahasa sebagai wujud satu kebudayaan Indonesia harus tetap kita jaga dan pelihara. Secara internal, tantangan pemuda Indonesia saat ini adalah intoleransi dan mudah untuk tidak menghormati perbedaan.
Padahal, kenyataan negeri ini sangatlah beragam, sehingga menuntut semuanya untuk memupuk rasa toleransi, saling menghormati perbedaan. Maka maka wajar telah tertulis Bhineka Tunggal Ika.
Sumpah Pemuda telah bercita-cita bahwa persatuan itu membutuhkan toleransi semuanya. Karena tanpa toleransi, mustahil dapat bersatu.
"Dalam momentum Peringatan Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 pada saat ini, saya mengingatkan kembali kepada seluruh Pemuda Indonesia, mari jangan Kendor Tekad untuk Bersatu. Mari kita sosong fajat Indonesia Maju dengan gas pol terus persatuan dengan toleransi," tandasnya.
"Yang terpenting lagi bersatu untuk berinovasi. Bersatu kita kuat dan tangguh, berinovasi kita maju. Insya’Allah," tambah Yusuf.