Sudarnoto: Muhammadiyah Aktor Utama Pencerah Bangsa

Dalam rangka ikut serta memperteguh spirit membangun keberagamaan dan kehidupan berbangsa yang mencerahkan, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional menyelenggarakan FGD dengan tema "Mengokohkan Komitmen Keberagamaan dan Kebangsaan Menuju Indonesia Emas" di Sinar Sports Hotel Bengkulu, pada Jumat, (16/2).

Sudarnoto: Muhammadiyah Aktor Utama Pencerah Bangsa
Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim/foto: istimewa.

MONITORDAY.COM - Dalam rangka ikut serta memperteguh spirit membangun keberagamaan dan kehidupan berbangsa yang mencerahkan, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional menyelenggarakan FGD dengan tema "Mengokohkan Komitmen Keberagamaan dan Kebangsaan Menuju Indonesia Emas" di Sinar Sports Hotel Bengkulu, pada Jumat, (16/2). 

Diskusi yang khususnya diikuti oleh Angkatan Muda Muhammadiyah (IMM, Pemuda Muhammadiyah, NA dan IPM) ini, mengundang empat nara sumber yang terdiri dari tokoh muda Muhammadiyah yaitu Sunanto, Syauqi, Khoirul Muttaqin dan Syarkowi. 

FGD putaran ke delapan ini sangat sejalan dengan tema yang diusung oleh Persyarikatan Muhammadiyah melalui Sidang Tanwirnya di Bengkulu yaitu "Beragama Yang Mencerahkan."

Dalam sambutan dan pengantar diskusi, Sudarnoto Abdul Hakim, selaku Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional, menyatakan bahwa eskalasi politik menjelang Pilpres ini semakin meningkat dan justru tidak mendukung terciptanya iklim demokrasi sebagaimana yang diharapkan. 

"Agama telah diseret-seret dalam kontestasi politik Pilpres dan ini tidak sehat," tutur Sudarnoto, seperti dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/2). 

Menurut Dia, kontestasi oleh sebagian masyarakat telah dimaknai secara hitam putih. Hal ini memberikan peluang terjadinya Tafarruq atau pertentangan di kalangan masyarakat ketimbang Taaruf yaitu mengedepankan respek terhadap perbedaan pilihan. 

"Karena itu, harus ada upaya serius untuk menyadarkan masyarakat bahwa Agama adalah sumber perdamaian, ketentraman, kerahmatan dan integrasi nasional," Ucap Sudarnoto. 

Lebih lanjut, Dosen Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan pentingnya pemimpin dan kekuatan civil society yang mampu membangun Jalan Tengah atau Wasathy dan itu ada di ajaran Islam dan juga Pancasila. "Muhammadiyah memiliki kemampuan menjadi aktor utama gerakan pencerahan bagi kehidupan berbangsa" sambungnya. 

Senada dengan itu, Sunanto selaku Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah mengatakan, memang tidak mudah memimpin masyarakat yang berbeda latar belakang suku, agama dan pilihan ideologi politik. 

"Karena itu, harus ada pemimpin yang mampu berdiri di tengah dan menempatkan agama dalam bingkai kebangsaan," tegas Pria yang akrab dipanggil Cak Nanto ini.

Sementara Syarkowi, dosen muda Universitas Muhammadiyah Bengkulu, mengingatkan bahwa kecenderungan ekstrim dalam beragama dan politik juga sudah mulai muncul di kalangan anak-anak muda.

"Karena itu Muhammadiyah harus menyiapkan sejak dini membangun karakter di kalangan Angkatan Muda Muhammadiyah, supaya benar-benar cinta tanah air." sambungnya. 

Peran kaum muda sangat penting antara lain menjadi pewaris para pendiri bangsa untuk memajukan Indonesia dengan pikiran visioner 100 tahun ke depan. Hal ini ditegaskan oleh Syauqi. Ia mengatakan agar kaum muda Muhammadiyah benar-benar menyiapkan diri secara matang.

Sementara itu, melanjutkan pandangan Syauqi, Khoirul Muttaqin, menggaris bawahi bahwa kaum muda Muhammadiyah harus siap dan bersedia mendedikasikan diri di berbagai sektor untuk menjaga dan menyelamatkan bangsa.