Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2020 Terancam Masuki Skenario Sangat Berat
Sepanjang tahun 2020, yang artinya Pertumbuhan Ekonomi terancam bergerak dari skenario berat sebesar 2,3 persen menuju skenario sangat berat yaitu kontraksi -0,4 persen.

MONITORDAY. COM - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2020 terancam memasuki skenario amat berat yaitu kontraksi -0,4 persen. Adapun, hal ini diindikasi dari perbaikan yang cukup tajam pada Pertumbuhan Ekonomi kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen.
"Sepanjang tahun 2020, yang artinya Pertumbuhan Ekonomi terancam bergerak dari skenario berat sebesar 2,3 persen menuju skenario sangat berat yaitu kontraksi -0,4 persen," Sri Mulyani dalam sidang Paripurna mengenai pengantar dan keterangan pemerintah atas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/05/2020).
Menurut Sri Mulyani, Pertumbuhan Ekonomi global juga diproyeksi akan merosot benar-benar tajam dan mengalami resesi di tahun 2020. Pada bulan Januari 2020, IMF masih optimistis dengan proyeksi ekonomi global di tahun 2020 yang akan tumbuh 3,3 persen, namun pada bulan April 2020 akibat pandemi virus Corona Covid-19, proyeksi diperbaiki tajam menjadi minus 3,0 persen.
Artinya proyeksi ekonomi dunia mengalami kemerosotan lebih dari 6 persen, potensi output yang hilang ini lebih besar dari perekonomian Jepang.
Oleh sebab itu, APBN 2020 dilakukan refocusing dan realokasi untuk menangani tiga prioritas utama, yaitu: (1) penanganan kesehatan, (2) perluasan jaring pengaman sosial untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan, dan (3) menjaga daya tahan dunia usaha dan mendorong pemulihan aktivitas ekonomi.
"Pemerintah menyadari, pemulihan kesehatan adalah prioritas dan prasyarat terjadinya pemulihan sosial ekonomi," jelasnya.