Soal 'Politik Genderuwo', PPP: Jokowi Ingatkan Berpolitik Harus Dengan Gembira

Wasekjen PPP Achmad Baidowi menyebut apa yang telah diucapkan Presiden adalah sebuah cara seorang pemimpin untuk mengajak dan mengingatkan para politisi agar berpolitik secara gembira.

Soal 'Politik Genderuwo', PPP: Jokowi Ingatkan Berpolitik Harus Dengan Gembira
Wasekjen PPP Achmad Baidowi/net

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya di tegal, Jumat (9/11) siang tadi menyebut politik yang menakut-nakuti seperti yang beberpa kali terjadi di Indoenesia saat ini sebagai "politik Gendruwo". Hal ini sebagai kritik terhadap politisi yang belakangan ini telah menghilangkan kesantunan dalam berpolitik.

Wasekjen PPP Achmad Baidowi menyebut apa yang telah diucapkan Presiden adalah sebuah cara seorang pemimpin untuk mengajak dan mengingatkan para politisi agar berpolitik secara gembira. 

"Presiden mengingatkan bahwa kita berpolitik harus penuh kegembiraan, tidak perlu menakut-nakuti. Genderuwo itu kan simbol hantu dan bagi masyarakat, itu menakutkan," kata Baidowi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (9/11).

Pria yang akrab disapa Awiek ini mengatakan bahwa presiden juga sedang menginginkan agar para politisi menghentikan tindakan-tindakan propaganda yang membuat takut masyarakat.

"Kami harap propaganda seperti itu tidak ada lagi, apalagi dalam konteks menakut-nakuti masyarakat misalnya politik intimidatif, berita bohong dan fitnah yang bisa membuat masyarakat panik dan takut," ungkapnya.

Awiek juga mengungkapkan bahwa Jokowi memang selalu mengingatkan kepada timses dan tim kampanyenya agar selalu menekankan pada politik yang bersih, bermartabat, menjual gagasan dan selalu santun dalam bersikap.

"Presiden selalu mengingatkan agar TKN Jokowi-Ma'ruf berbicara sesuai fakta dan tidak menyudutkan bahkan menakut-nakuti masyarakat dengan hal-hal yang mengerikan," pungkasnya.