Soal Pasien Kabur, Saleh Daulay Kritik Keterangan Berbeda antara Dua Jubir Penanganan Corona

Perbedaan keterangan antara pihak pemerintah dan rumah sakit tidak semestinya terjadi.

Soal Pasien Kabur, Saleh Daulay Kritik Keterangan Berbeda antara Dua Jubir Penanganan Corona
Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay/Net

MONITORDAY.COM - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, membantah kabar bahwa pasien positif Corona melarikan diri dari RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Menurut Yuri, pasien tersebut tidak kabur, melainkan saat itu ia harus mengurus keluarganya lebih dulu sebelum ada hasil tes laboratorium.

Namun sebelumnya, telah diberitakan bahwa Juru bicara penanganan virus Corona RS Persahabatan, Erlina Burhan, menyatakan seorang pasien positif virus Corona (COVID-19) kabur pada minggu lalu dari RS Persahabatan.

Menanggapi simpang siur-nya berita tersebut, Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menegaskan, perbedaan keterangan antara pihak pemerintah dan rumah sakit tidak semestinya terjadi.

Sebab hal itu bisa membuat publik memahaminya berbeda-beda. Padahal, dalam situasi seperti ini, pemerintah harus menunjukkan kalau memang benar-benar sigap untuk melakukan penanganan

“Ini kan yang di rumah sakit persahabatan sempat disebut kabur. Belakangan disebut, yang bersangkutan hanya keluar menemui keluarganya. Terus dijemput lagi dan sekarang sudah dirawat lagi. Apakah prosedur seperti ini sudah standar?” ujar Saleh mempertanyakan, Jakarta, Jumat (13/03/20).

“Ini ada perbedaan keterangan dari pihak Rumah Sakit dan jubir pemerintah. Sebelumnya, pihak rumah sakit menyebut kabur. Lalu dikoreksi jubir pemerintah dan dinyatakan tidak kabur. Tapi pergi untuk mengurus keluarga," imbuhnya kemudian.

Lebih lanjut Saleh menambahkan,  pasien yang diduga terjangkit, mesti dijaga dan diawasi secara ketat. Standar pengawasannya mesti sama dengan yang dilakukan oleh negara-negara lain. Dengan begitu, dipastikan pasiennya tidak menjangkiti orang lain.

“Lagi-lagi, ini kelihatannya kelemahan dari sisi manajemen komunikasi. Ada banyak jubir yang bicara. Selain jubir resmi pemerintah, ada lagi jubir rumah sakit. Kalau setiap rumah sakit punya jubir, dan jubir bicaranya berbeda-beda, bisa saja akan ada kesimpangsiuran informasi. Kita harapkan, pemerintah memperbaiki dan mensinkronkan persoalan komunikasi seperti ini," tandasnya.